Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tantangan Dunia Kerja di Era Digital

24 Januari 2022   01:14 Diperbarui: 24 Januari 2022   01:38 3273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://money.kompas.com/

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Plate menekankan tentang persaingan kerja di masa depan yang akan semakin berat.  Mengingat kini adopsi teknologi telah masuk di segala sendi kehidupan.  Selain infrastruktur, penting sumber daya manusia agar terus meningkatkan kualitas diri seiring proyeksi jumlah dan jenis pekerjaan baru akibat adopsi teknologi.

"Diproyeksikan akan terdapat 85 juta pekerjaan lama yang mungkin hilang dan 97 juta pekerjaan baru yang mungkin muncul, ini akibat pembagian kerja antara manusia, mesin, dan algoritma. Hal tersebut menuntut peningkatan keterampilan bidang digital dan soft skills," ujarnya saat mewakili Presiden Joko Widodo dalam Online Scholarship Competition (OSC) di Studio Grand Metro TV, Jakarta Barat, Sabtu (22/01/2022).  Dikutip dari: kominfo.go.id

Sekilas kembali ke belakang, selalu menarik mendengar cita-cita kalau sudah besar ingin menjadi apa.  Dulu, jawaban yang umum terdengar, "Aku ingin jadi polisi, pilot, insinyur ataupun dokter."  Tetapi, kini cita-cita dan lapangan pekerjaan di masa depan menjadi lebih beragam.  Bahkan generasi kekinian dengan lantang menjawab, "Indonesia membutuhkan teknologi di masa depan.  Inilah jenis lapangan pekerjaan yang menjanjikan.  Tanpa mengeyampingkan profesi dokter, pilot ataupun polisi misalnya yang membutuhkan "soft skill" hati dan hikmah."  Ini jawaban anak penulis sendiri yang kebetulan akan lulus tahun ini.

Seiring zaman dunia kerja pun kemudian beradaptasi.  Terdapat 2 hal yang harus dimiliki dalam dunia kerja, yaitu, yaitu:

  1. Soft skill, adalah kemampuan yang tidak terlihat yang dimiliki seorang pekerja.  Menyangkut karakteristik atau kecerdasan yang melekat pada individu, sebagai contohnya:
    - Kecerdasan emosional, atau kemampuan mengendalikan emosi
    - Komunikasi, atau kemampuan berkomonikasi yang baik
    - Kemampuan adaptasi, atau kemampuan bisa menyesuaikan dengan lingkungan dan keadaan dengan cepat
    - Analistis, atau kemampuan berpikir kritis dalam suatu situasi dan dapat segera menyimpulkan serta menemukan solusi

  2. Hard skill, atau kemampuan specifik yang dimiliki dalam pekerjaan tertentu.  Sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih efektif dan efisien.

Kondisi inilah yang telah dilihat oleh Kominfo, Indonesia harus meningkatkan keterampilan digital, dan soft skills haruslah selaras dengan perkembangan teknologi.  Harapannya untuk tenaga kerja khususnya generasi muda Indonesia melakukan upskilling dan reskilling.

"Adapun jenis pekerjaan baru yang muncul dan semakin meningkat permintaan diantaranya data analyst dan scientist, big data specialist, artificial intelligence and machine learning specialist, digital marketing and strategy specialist," jelasnya.  Dikutip dari: kominfo.go.id

Sebagai contohnya, kini pemanfaatan teknologi digital tampak jelas pada social media marketing.  Di mana marketing atau pemasaran telah bergeser dengan memanfaatkan media sosial, seperti Facebook, Twitter, Instagram, Tiktok, dan sosial media lainnya.  Kemudian diikuti dengan skill disain grafis yang menciptakan visual untuk menarik pemasaran.  Berlanjut dengan profesi content writer yang mampu memikat, sekalipun pemasaran dilakukan secara visual di dunia maya. Bahkan juga kemudian terlibat di dalamnya profesi web designer dan web developer sebagai bagian dari kemajuan era digital.

Mengambil contoh lainnya, jurusan biomedik yang belakangan ini mencuri perhatian, selain profesi dokter yang selalu laris manis diminati lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) setiap tahunnya.  

Putri penulis sendiri yang menjelaskannya. Biomedik adalah disiplin ilmu yang menggabungkan bidang ilmu keteknikan dan kedokteran.   Di mana program studi ini akan mempelajari bagaimana merancang alat-alat mekanis dan elektronis untuk membantu dunia dunia medis.  Tentunya disini menjawab tantangan dunia medis di era digital.  Sekaligus inilah salah satu profesi yang akan diminati di masa depan dalam lingkup medis.

Mempersiapkan era digital di Indonesia jelas tidak cukup jika hanya fokus kepada infrastruktur digital semata.  Tetapi harus harus didukung dengan kemampuan sumber daya manusia yang siap bersaing.

Salah jika mengartikan teknologi sebagai kehilangan pekerjaan.  Sebaliknya, teknologi digital merupakan kunci dalam menciptakan peluang lapangan pekerjaan di masa yang akan datang.  Kemudian, penting untuk Indonesia jangan hanya menjadi konsumen di dunia digital dan teknologi.   Melainkan turut aktif dalam perkembangannya dan menjadi bagian dari inovasi teknologi tersebut. 

Seperti yang disampaikan oleh Johnny Plate, penting untuk meningkatkan ketrampilan di bidang digital.  Di saat bersamaan agar generasi Indonesia mendatang jangan terpaku pada profesi "konvensional."  Sebab, menjawab kebutuhan teknologi di era digital, pun akan banyak profesi baru di masa depan yang membutuhkan generasi melek teknologi yang siap untuk sebuah perubahan.

Jakarta, 24 Januari 2022

Sumber:

kominfo

kompas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun