Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menghibur Diri dengan Pohon Cabe

25 Oktober 2021   02:00 Diperbarui: 25 Oktober 2021   02:03 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.liputan6.com/

Selamat malam diary, lama tak menyapamu.  Bukan karena musuhan, ngambek atau mogok.  Tetapi karena aku tenggelam dalam kesibukan baru.  Hahah...boleh dong ini dijadikan edisi curhat karena memang ada yang ingin aku bagikan kepadamu.

Bermula dari anak perempuanku yang mencoba mandiri menyelesaikan tugas biologinya menanam pohon rempah, tanaman hias dan tanaman obat.  Contekan sedikit, putriku ini memang sedari kecil mandiri, dan tidak akan meminta tolong aku kalau tidak mentok.  "Mama, bisa tolong carikan tanaman hias tidak untuk tugas sekolahku?  Bla...bla...dan bla...mengalirlah cerita yang ternyata salah satu tugasnya menanam pohon cabe.  Kocak, karena rupanya sudah dicobanya tetapi gagal.

Siaga 1 dong aku mamanya, dan sore itu langsung mencari bibit cabe bersama Pak Karyo, bajaj langgananku.  Lucu sebenarnya, karena untuk apa juga aku mencari bibit.  Bukankah jauh lebih gampang menyemai dari biji cabe persediaan di dapur?

Tetapi begitulah adanya.  Singkat cerita jadilah aku membeli tanaman hias Lidah Mertua, bibit cabe rawit dan tomat.  Tidak mau nanggung, aku pun belajar langsung dari ahlinya bagaimana cara bertanam yang sukses.  Maka jadilah juga aku membeli polybag kecil untuk menanam, sekat dan media tanam yang sudah dicampur tanah merah.  Mungkin bertanya kenapa harus memakai sekat? Jawabannya agar ketika tanaman disiram nanti, air bisa bertahan dan memberi efek basah pada tanah.

Singkat ceritanya lagi, sesampai di rumah bersama putriku dan Pak Karyo, kami bertiga langsung eksekusi siap menanam. Langkah pertama, polybag diisi dengan sekat kemudian lanjut dengan media tanam yang sudah diolah hingga dari plastik.  Lalu langkah keduanya, disiram dengan cara menyemprot.  Sehingga harapannya adalah memberi efek basah agar siap ditanam nantinya.  Kenapa nantinya, karena idealnya biji baru bisa ditanam esok ketika tanah sudah siap.

Demi mengisi waktu hingga esok, maka terpikir olehku untuk juga mencoba biji dari stok cabe di dapur.  Sama sekali tidak susah, aku cukup mengambil biji dari cabe yang ada, lalu menjemurnya.  Singkat cerita ketika esok hari tiba, maka jadilah aku dan putriku mencoba menanam cabe, dan kali ini kami memilih cabe rawit selain juga biji tomat.  Khusus untuk cabe, kami mempunyai 2 plastik, satu dari biji yang dibeli, dan satunya lagi dari biji yang dijemur sendiri.

Mirip seperti memiliki bayi rasanya.  Setiap hari berganti aku dan putriku membasahi polybag tanaman kami.  Kami lakukan 2 kali sehari, pagi dan sore.  Aku katakan membasahi, karena memang bukan kami siram, melainkan disemprot.  Penempatannya pun tidak langsung terkena sinar matahari, melainkan kami taruh di teras belakang agar tidak langsung terkena terik matahari, ataupun terguyur hujan.

Cukup melatih kesabaran, dan salut dengan petani cabe dan tomat.  Sebab butuh cukup lama untuk biji tumbuh menjadi pohon kecil. Sedihnya lagi, karena yang berhasil tumbuh menjadi pohon ternyata biji yang aku jemur, bukan yang dibeli.  Singkat cerita, sejak 18 September kami tanam, butuh 1 bulan untuk mencapai tinggi kira-kira 10 cm.

Tepatnya, pada tanggal 18 Oktober kemarin, kembali bersama Pak Karyo kami bertiga memindah cabe dan tomat junior ke pot besar.  Susunan isinya sama, sekat dan media tanam yang sudah diolah.  Kemudian setiap pot masing-masing berisi 2 pohon.

Disinilah ada hal baru sekaligus ilmu bagiku dan putriku.  Ternyata, ketika memindahkan bibit cabe, banyak sekali hama semut di dalam tanah.  Heran, dan baru tahu rupanya semut suka cabe.  Jujur nyebelin, karena khawatir akan merusak pertumbuhan cabe. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun