Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Hormati Dirimu, Sebelum Orang Lain

17 September 2021   23:27 Diperbarui: 17 September 2021   23:31 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  • Menyebarkan rumor
    Menyebarkan isu atau rumor yang merusak citra atau nama baik rekan kerja.
  • Beberapa contoh diatas hanyalah sebagian dari yang umum terjadi.  Di beberapa kejadiaan diperburuk dengan isu gender dan pelecehan seksual.  Sebenarnya ini "biasa", karena pada dasarnya semua manusia memiliki sifat bersaing dan  dominan.

    Bahkan, tingkat intelektual tinggi kadang menyesatkan dan melahirkan persaingan tidak sehat.  Sekarang tinggal bagaimana kita menempatkan diri dalam "belantara" persaingan ataupun lingkungan tersebut.

    Menurutku kuncinya adalah menghormati diri sendiri.  Artinya, kita harus memiliki nilai yang membuat orang lain juga menghormati kita.  Mungkin tidak mudah melaksanakannya, tetapi harus dilakukan karena diri kita berharga. 

    Inilah saran, ketika mengalami perundungan:

    1. Jangan takut, dan jangan menyerah
      Tanamkan pada diri kita, bahwa kita bekerja di tempat yang sama.  Memiliki hak dan tanggungjawab sesuai kontrak kerja.  Selagi kita menjalan tanggungjawab dengan baik dan benar, maka tidak ada yang harus dikhawatirkan.

    2. Kendalikan diri
      Cobalah tetap tenang dan tidak terbawa emosi.  Jangan biarkan orang lain mengendalikan kita.

    3. Bicarakan kepada orang lain
      Cobalah berbagi cerita dengan rekan kerja, atau orang lain.  Jika dirasa perlu, diskusikan dengan HRD, atau bahkan menanyakan langsung kepada pelaku.  Bicarakan dengan baik, tanyakan kepada pelaku alasannya.

    4. Berpikir positif
      Jadikan ucapan, sikap dan kritikan sebagai masukan untuk memperbaiki diri.  Putar keadaan sehingga diri kita terlihat tidak seperti yang diucapkan atau dituduhkannya.

    Berbagi pengalaman di salah satu tempat aku pernah bekerja.  Aku mengalami "dipermalukan" di sebuah rapat besar.  Ketika itu Mr. Bos bule sedang menunggu email penting, yang menurut si pengirim sudah dikirim sejak pagi.  Tetapi, nyatanya hingga siang dan saat rapat dimulai, email belum masuk.

    Mengalirlah kata-kata tidak pantas oleh si bule di depan peserta rapat, dan diucapkannya dengan berteriak.  "I am so sorry, but you are blind!  Why don't you check and make it sure many times?  Instead telling me that my colleague not yet sent his email."

    Mungkin si Mr Bos tidak menyangka bahwa aku akan menjawab, persis seperti caranya namun datar.  "I am so sorry too, but why don't you check it by yourself. Instead telling me blind."  Kemudian aku meninggalkan ruang rapat.  Kembali ke ruangku, dan duduk manis.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Worklife Selengkapnya
    Lihat Worklife Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun