Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Diplonco, Dikerjain Tanda Disayang

31 Juli 2021   21:58 Diperbarui: 31 Juli 2021   22:10 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.marketeers.com/

"Ini bu," sebuah amplop disodorkan si pemilik toko.  Aku bingung amplop apa ini.  "Ssst...diambil saja bu," bisik rekan kantorku dengan tekanan.

Singkat cerita amplop aku ambil, dan singkat cerita juga amplop tersebut aku berikan kepada Pak Bos.  "Here the envelope, the stationery shop gave it to me." Kataku menerangkan.

"Wkwkwk....then why you gave it me?  Should I explain to you, that this calls bonus from the owner for you.  So just have it, this is yours!" katanya menjelaskan dan amplop itu diletakkannya di telapak tanganku.

Kagetku belum selesai, saat baru saja duduk di ruang kerjaku.  "Kamu dititipin amplop yah?  Sini, kasih ke saya karena itu punya saya." Seorang senior dengan nada penuh tekanan dan mata tajam memandangku.

Heheh...aku sih memilih tidak memberi.  "Maaf mbak, tetapi Pak Bos bilang amplop ini hak saya." Sahutku tak kecut.  Luarbiasanya, aku berhasil menang.  Padahal aku sendiri belum membuka amplop tersebut.

"Dibuka ceu, itu bonus dan biasa diberikan oleh toko stationary langganan kantor ini.  Kamu beruntung, karena biasanya itu jatah preman mbak yang tadi." Penjelasan Mbak Imel yang kebetulan memasuki ruanganku.

Singkat cerita, amplop aku buka dan terdapat nominal lumayan banget Rp. 2,000,000.  Wow...kataku dalam hati, ini gokil banget kalau aku habiskan sendiri.

"Mbak Imel, amplop berisi Rp 2 jeti mbak," kataku dan mendapatkan senyum tulusnya.  "Iya, itu hak kamu ceu."

Tetapi aku memilih tidak menikmati sendiri.  Siang itu juga aku mengizinkan satu kantor untuk makan bebas di pantry.  "Bu, hari ini biarkan teman-teman minum dan makan bebas yah.  Nanti saya yang bayar semuanya." Kataku menghubungi Ibu Pantry.

Saat-saat yang menyenangkan bagiku.  Seiring waktu kami menjadi kompak dan solid.  Waktu juga yang mengantarku untuk mendapatkan kepercayaan, sekalipun diantara mereka aku terbilang muda secara umur dan pengalaman.

Sekarang kami semua sudah terpecah dan memiliki kesibukkan masing-masing.  Tetapi di sela waktu, jika memungkinkan, tetap kami saling menyapa.  Termasuk ketika seorang dari kami sakit beberapa waktu lalu, maka kami gotong-royong memberikan bantuan. Semua cerita lama menjadi pelipur lara kami di group yang sengaja kami buat.  Bahkan akhirnya terungkap cerita konyol mereka ketika "mengerjaiku" tetapi aku cuek dan tidak sadar sedang diisengin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun