Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pentingnya Presentasi Interaktif, Hindari Bosan

19 Juli 2021   00:21 Diperbarui: 19 Juli 2021   00:55 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dalam dunia kerja "presentasi" adalah hal umum, dan biasanya aplikasi Powerpoint dan Excel menjadi andalan karena melibatkan teks dan data, misalnya grafik.  Tetapi pengalamanku, memilih menambahkan aplikasi Coreldraw untuk sentuhan gambar dan warna agar menghilangkan kejenuhan.  Pertimbangannya menghindari kita presentasi, tetapi audiens halu dengan pikirannya sendiri.

Menurut definisinya presentasi adalah kegiatan dimana pembicara menyampaikan ide atau gagasan kepada audiens atau penonton.  Tetapi, kalau definisiku sih presentasi bukan sekedar komunikasi satu arah.  Jadi tidak semata pembicara berada di panggung menyampaikan presentasi, dan tugas penonton mendengarkan dengan penuh perhatian.  Melainkan harus ada interaktif yang hidup.

Pengalamanku, inilah yang perlu diperhatikan ketika presentasi:

  1. Pembicara menguasai materi presentasi.
  2. Tampilan kemasan presentasi menarik.  Tidak melulu teks, tetapi juga gambar atau bahkan video.
  3. Adakan sesi tanya-jawab
  4. Selingi dengan game atau quiz.
  5. Tindak lanjuti presentasi dengan memberi kesempatan audiens atau penonton bisa menghubungi kita.

Selain langkah diatas, ada baiknya pembicara juga melengkapi diri dengan:

  1. Memasukkan info "contact person" pada slide presentasi, sehingga audiens bisa mencatatnya jika ingin menghubungi kita kembali.
  2. Mencatat data peserta presentasi.
  3. Siap memberikan materi presentasi dalam bentuk PDF jika diminta oleh peserta/ penonton.

Seperti aku katakan diawal, bahwa presentasi interaktif jauh lebih menarik dan efektif ketimbang yang monoton.  Apalagi jika melakukan presentasi di depan para ABG alias anak baru gede.  Wuihhh...dipastikan akan sangat menguras energi, sebab bisa jadi kita dianggap angin oleh mereka.  Berbeda dengan presentasi kerja, dimana mereka "masih" bisa kita harapkan fokus.

Disini aku berbagi pengalaman ketika membantu anak remajaku membuat presentasi sekolah.  Berbekal pengalaman kerjaku sendiri, maka aku mengajari anakku membuatnya dengan Powerpoint.  Bukan hal sulit untuk mereka, sebab sudah terbiasa melihat mamanya.

Tetapi satu ilmu yang aku tambahkan adalah memberikan tambahan video, musik atau jika perlu dengan animasi.  Tujuannya agar membuat suasana hidup.  Tentunya video, musik ataupun animasi yang disajikan sesuai dengan materi presentasi.

Yup, memang butuh effort atau eksplorasi aplikasi lebih.  Tetapi, untungnya kedua anak remajaku merasa tertantang.  Menurut mereka daripada dicuekin berasa bicara dengan angin, lebih baik buat yang nendang sekalian.  Hehehe...

Tidak hanya itu, keduanya pun asyik bermain dengan kemasan presentasi mereka.  Bahkan mereka melatih diri di depan cermin dengan suara lantang sehingga harapannya mampu menghipnotis penonton untuk tetap fokus.  Kocaknya lagi, si bungsuku berkreasi menyelipkan humor ditengah presentasi tugas sekolahnya.

Baiklah, ku ambil contoh "Mr Black" presentasi si bungsuku mengenalkan brownies made by order (dibuat sesuai pesanan) yang siap dipasarkan dengan harga terjangkau.  Anakku ini siap dengan label usahanya yang dibuat dengan aplikasi Coreldraw dan Photoshop.  Lalu dimuatnya dalam slide Powerpoint lengkap dengan sajian tabel perkiraan biaya untuk memulai usaha.  Kesemuanya ini disajikan dengan selingan permainan warna dan animasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun