Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kualitas Diri Mutlak Dibutuhkan untuk Bergabung di Perusahaan Multinasional

27 Juni 2021   13:49 Diperbarui: 27 Juni 2021   14:18 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kabarcoin.com/

Bergabung di perusahaan multinasional membutuhkan lebih dari selembar ijazah.  Inilah pengalaman diriku menjadi Private Secretary di Lincoln Electric Indonesia.  Sebuah perusahaan multinasional Amerika yang bergerak di bidang welding, robotic arc-welding systems, plasma dan oxyfuel yang tersebar di beberapa negara di dunia.

Terus terang ini sebuah lompatan besar untukku ketika itu.  Mengantongi ijazah Business Administration dari Melbourne, pulang ke Indonesia aku diterima bergabung di perusahaan Phillipina sebuah konsultan bank.  Lebih dari 3 tahun aku bersama mereka, kemudian memutuskan untuk mencari lompatan baru.

Wuiihhh... bisa dibayangkan paniknya diriku ketika lompatanku diterima di Lincoln Electric Indonesia.  Dalam waktu singkat aku dituntut mengenal dan menguasai berbagai alat berat, hal-hal berbau teknik dan sekaligus memantau pabrik beserta para pekerjanya yang jumlahnya ribuan.

Sebagai gambaran, inilah yang menjadi tugas dan tanggungjawabku:

  • Memastikan produksi di pabrik
  • Memastikan dan bekerjasama dengan marketing department
  • Memantau barang mentah yang diimport di pelabuhan, apakah terkena jalur merah atau tidak
  • Memantau pemesanan dan harga pasar
  • Memastikan keselamatan para buruh
  • Berkoordinasi dengan Lincoln Electric lainnya yang tersebar di beberapa negara.

Hari-hariku dipenuhi dengan angka, tabel dan grafik, sebab aku harus memastikan setiap penjualan menunjukkan kemajuan.  Maka selain rapat mingguan, aku pun diharapkan bisa menjadi sahabat yang memotivasi para sales kami yang memasarkan produk ke Kraktau Steel, Schulemberger, Pertamina, atau INCO misalnya.  Bersama mereka, aku mengolah presentasi untuk ditunjukkan kepada klien yang berpotensi.

Terus terang buat aku awalnya ini sangatlah menganggetkan karena harus terbiasa bekerja di gudang dan pabrik yang panas, sesekali didalam ruangan.  Sangat jauh dari kenyamanan seorang Private Secretary pada umumnya.  Tidak hanya itu, kebanyakan dari mereka adalah kaum laki-laki.  Hanya 5 termasuk diriku yang perempuan.  Paham dong, bagaimana kami ini dituntut untuk bekerja cepat dan mandiri.

Ada satu cerita ketika pabrik di sebelah kami didemo oleh para pekerja gudang.  Lalu, pekerja di kantorku latah mendatangiku. "Bu, kami juga mau kenaikan gaji.  Silahkan ibu keluar, dan lihat pabrik di sebelah kita, para pekerjanya demo meminta kenaikan gaji dan fasilitasnya."

Hahahah...jangan ditanya paniknya aku ketika itu, membayangkan jika mereka meniru tetangga sebelah.  Sementara Pak boss ekspat mulai terlihat panik, sambil memanggilku, "I know something going wrong.  But, could you please approach and handle our people."

Demo adalah satu dari sekian kejadian "ngeri" yang harus aku hadapi.  Ini belum termasuk beberapa kecelakaan kerja di pabrik ataupun kendaraan kami ketika membawa muatan di toll.

Dikatakan ngeri sedap, sangat!  Sebab menurutku, apa yang kujalani lebih dari seorang Private Secretary.  Mungkin ini menjawab pertanyaan, kenapa lingkup kerja dan tanggungjawabku begitu luas?  Kesemuanya terbukti dapat berjalan dengan baik jika kita memiliki managemen waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun