Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nggak Ada Kamu, Nggak Rame!

5 Mei 2021   01:04 Diperbarui: 5 Mei 2021   01:21 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://klikkalsel.com/

Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia tidak bisa hidup sendirian.  Itu sebabnya, di dalam keseharian manusia butuh orang lain, butuh komunitas.  Ini termasuk ketika kita tinggal di sebuah lingkungan yang pastinya sangatlah tidak mungkin menghindari bertetangga.

Lha apa iya, kita hidup di sebuah lingkungan, dan hanya diri kita sendiri yang tinggal?  Memilih tinggal di apartemen, komplek, ataupun perumahan tetaplah sama, pasti punya tetangga!  Ironisnya, seiring waktu belum tentu kita kenal tetangga kita secara fisik.

Tetapi serunya, meski tidak mengenal secara fisik.  Sakti, tidak jarang kita bisa mengetahui "jeroannya" tetangga.  Kebayang dong, kalau "jeroannya" orang lain saja bisa sampai ke telinga kita.  Bukan tidak mungkin orang lain juga membicarakan kita.  Padahal, cerita tersebut belum tentu benar.  Seperti kata orang, omongan akan bertambah gurih jika diberikan bumbu.  Kebayang jika bumbunya kebanyakan, khan bisa membuat telinga panas.  Ujungnya, ribut dan terparah baku hantam.

Lalu, apakah kita akan pindah karena tidak mau diomongin atau ngomongin orang?  Yahh...enggak sesederhana itu, karena dimanapun kita tinggal akan selalu ada pribadi unik.  Hal yang wajar, sebab Tuhan memang menciptakan manusia dengan berbagai karakter.  Tinggal kita memilih, menjadi pribadi yang kepo dan usil membicarakan orang, atau menjadi pendengar serta pemerhati untuk menjaga kerukunan, alias menjadi tetangga yang baik.

Inilah hal paling mendasar yang harus diperhatikan ketika bertetangga:

  1. Bersikap ramah, artinya ketika berpapasan berusahalah menyapa, atau setidaknya memberikan senyuman.  Ini akan memberikan kesan bahwa kita ini tetangga yang ramah ,menyenangkan, dan terbuka.

  2. Menawarkan bantuan, bukan diartikan kita sok cari perhatian.  Tetapi melalui sikap kita yang ramah akan memberikan kesan bahwa sebagai tetangga kita siap untuk membantu.  Tidak selalu hal besar, cukup hal sederhana saja.  Ini ceritaku yang beruntung memiliki tetangga yang baik.  Sekali waktu diriku kehabisan bawang putih.  Dikarenakan hubungan yang baik, maka aku merasa tidak segan untuk meminta beberapa siung dari mereka.

  3. Menjalin komunikasi, ini penting dikarenakan tetangga ibarat keluarga terdekat yang bisa kita harapkan bantuannya pada kondisi terdesak.

  4. Menjaga ketenangan dan tidak membuat keributan, yang artinya sebagai tetangga kita harus bertenggang rasa dalam segalanya.  Sebagai contoh, ketika memarkir kendaraan di sebuah perumahan, harus memperhatikan apakah kendaraan kita mengganggu atau tidak.  Demikian juga ketika beraktivitas misalnya janganlah membuat keributan.  Paling tidak jika ingin beracara, izinlah dengan tetangga sekitar.

  5. Terlibat dalam kegiatan lingkungan, ini penting sebagai bentuk kepedulian kita sebagai tetangga yang baik, dan juga fakta bahwa kita hidup bermasyarakat.

  6. Menjadi tetangga yang baik dan peduli, maka pedulillah dengan tetangga kita dan jangan bersikap acuh, ego atau individualis.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun