Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Perempuan Tanpa Batas

25 April 2021   04:35 Diperbarui: 25 April 2021   05:24 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cantik.tempo.co/

Keduanya pun sangat menyukai petualangan.  Sangat menikmati alam dan keragaman budaya setiap kali keluarga kecil kami berlibur dengan jalan darat.  Sekali lagi, beruntungnya diriku karena memiliki pasangan yang tahu banget istrinya ini sulit dikekang jiwa petualangannya.   Jiwa yang menempa kami untuk menjadi tangguh.  Ketangguhan yang menurut kamus kami juga diartikan sebagai bersyukur senantiasa.  Bingung maksudnya?

Hehehe...boleh percaya, dan boleh tidak.  Bahwa, aku tidak mengeluh ketika harus melahirkan kedua buah hati kami sendirian.  Aku juga tidak mengeluh ketika harus membesarkan dan mendidik anak-anak sendirian.  Aku juga tidak berteriak saat jatuh bangun mengatur waktu ketika si bungsu kerap harus dirawat di rumah sakit hingga berbulan.

Pantang bagiku menjadi perempuan lembek, karena aku tahu bahwa suamiku bekerja untuk kami keluarganya jauh hingga pelosok hutan.  Adalah kesepakatan kami, bahwa aku berhenti bekerja untuk membesarkan buah hati. 

Bukan berarti aku menyerah kalah.  Justru karena aku harus kuat dan tangguh untuk kedua buah hati kami.  Menjadi menjadi mama dan papa sekaligus di saat suamiku jauh di pedalaman hutan.

Bisa jadi ini nyambung dengan cerita diriku ketika remaja.  Sebagai pencinta alam, akut terbiasa tidak mengeluh.  Terbiasa menahan lelah, lapar, dan tidur dengan fasilitas minim ditemani nyamuk bahkan.  Nggak nyambung memang, tetapi untuk aku yang mencintai alam sangat menikmati indahnya gunung, aroma pagi dan keragaman kehidupan manusia.  Hal yang terlihat biasa tetapi mengandung nilai penting.

Hobiku ini terus berlanjut bersama keluarga kecilku.  Kami kerap berpetualang dengan fasilitas seadanya.  Tidak jarang kami menghabiskan malam di pinggir jalan atau pom bensin.  Serta mengucap syukur untuk nasi bungkus sebagai pengganjal perut. 

Bagiku, hobi berpetualang membentukku menjadi tangguh, dan mengajariku untuk selalu mengucap syukur.

Aku melihat banyak dari mereka yang kehidupannya sulit, bahkan hanya untuk menikmati nasi putih.  Luarbiasanya mereka masih bisa tersenyum.  Sedikit cerita dulu ketika aku remaja, sempat nyasar ke satu daerah di Lombok, dimana anak-anak kecil begitu menggagumi pulpen yang aku miliki.  Padahal pulpen seperti itu di Jakarta mudah ditemui di warung.  Lalu dengan mata basah, aku berikan seluruh isi ranselku kepada bocah-bocah tersebut, dan aku mendapatkan hadiah senyum termanis dari mereka.

Mungkin aku bukan siapa-siapa kini, kecuali mama bagi kedua anakku, dan rusuk bagi pasanganku.  Tetapi, waktu membuktikan kata siapa perempuan tidak bisa mengejar mimpi.  Buktinya aku, aku bisa dan mampu hingga ke negeri orang, sendirian! 

Cerita inilah yang aku bagikan kepada buah hatiku.  Keduanya aku didik hal yang sama.  Tidak ada pekerjaan laki-laki, dan tidak ada pekerjaan perempuan.  Termasuk memasak tidak melulu identik urusan perempuan.  Demikian juga untuk putriku, harus bisa mengganti bohlam lampu yang notabene sering dilabeli pekerjaan laki-laki.

Menurutku, jadilah perempuan tanpa batas, dan jangan berhenti di mimpi.  Tetapi, ingat jangan mencoba menjadi laki-laki.  Sebab perempuan tanpa batas tidak melupakan kodratnya sebagai ibu, yang memiliki cinta dan kasih tak terbatas untuk keluarganya.

Jakarta, 25 April 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun