Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Rinduku untuk Bapak

6 April 2021   23:24 Diperbarui: 6 April 2021   23:45 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://katacintadilan.blogspot.com/

Bapak selalu menasehatiku untuk kuat, dan jangan lelah berbuat baik. "Kita tidak mungkin bisa menyenangkan hati semua orang. Tidak mungkinlah kita membuat semua orang tersenyum.  

Kita khan bukan malaikat.  Tetapi setidaknya kita harus berusaha menjadi orang baik, dan biarlah Tuhan yang menilai. Tidak ada yang bisa disembunyikan di mata Tuhan."  Begitu selalu bapak menyemangatiku di saat aku kecewa atau lelah.

Bukan karena sosok ini bapakku.  Tetapi banyak orang mengatakan bapak adalah orang baik, periang dan ramah.  Heheh...bahkan tukang ketoprak, tukang bajaj dan tukang sayur langganan kamipun menangisi kepergian bapak.

Ada satu tukang sayur, seorang ibu yang sejak kepergian bapak menjadi trauma untuk mampir ke rumah.  "Maaf non, saya tidak bisa mampir karena setiap kali mampir jadi ingat bapak."  Begitu katanya setiap aku bertemu di jalan.  Terpaksa deh aku belanjanya di jalanan saja jadinya kalau bertemu ibu ini.

Bahkan sahabat-sahabatku saja paham kesukaan bapak, "Nggak beli ini untuk bapak?  Ini khan kesukaan si ompung"  Tanya mereka jika melihat makanan kesukaan bapakku.

Banyak airmata yang aku lalui selama 6 tahun ini, dan aku harus kuat untuk terus berjalan.  Terus mengikuti teladan bapak.  Meskipun tempatku berbagi kini adalah diary, dan kedua anakku yang sangat dekat dengan ompungnya.  "Hari ini ompung 6 tahun pergi yah ma?"  tanya si bungsu tadi pagi.

Kata siapa waktu tidak terasa, karena bagiku kehilangan bapak terasa di setiap detiknya sampai sekarang.  Aku juga percaya, hal yang sama dirasakan oleh mama serta kedua adekku yang dulu setia menunggui bapak koma di rumah sakit.  Kami hanya mencoba untuk kuat, dan saling menopang melanjutkan kehidupan.

Dunia memang tidak selalu berisi tawa, karena airmata pasti muncul diantaranya.  Tetapi, aku percaya disinilah Tuhan bekerja membentuk kita. Disinilah catatan hidup kita ditulis, lewat tawa dan airmata. 

Enam tahun sudah berlalu, dan rasa hilang masih terus terasa baru oleh kami dan orang-orang yang mencintai bapak.  Aku percaya bapak kini berada di surga, karena cerita tentangnya selalu membuat banyak orang kehilangan.

Diary, kuselipkan rinduku disini untuk bapak. Kamu kertasku tak bergaris yang setia.

Jakarta, 6 April 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun