Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Orang Baik

16 Maret 2021   02:24 Diperbarui: 16 Maret 2021   06:14 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang baik, ehmm...apa sih definisinya orang baik?  Apakah karena suka membantu, suka memberi uang, suka mengalah, atau mungkin karena taat pada Tuhan?  Bisa jadi sih itu masuk kriteria orang baik, tetapi pertanyaannya apakah dilakukannya tulus?

Cerita seorang sahabatku semasa SMA.  Kebetulan hingga kini kami masih berteman, namanya Pendra.  Waktu puluhan tahun membawa kami menemukan jejak lagi.  Meski belum pernah ketemuan, tetapi kami tetap bercakap lewat WA.  Pembicaraan tentunya sudah beda topik.  Bukan lagi gaya anak SMA, tetapi tentang keluarga dan sisi kemanusiaan.  Yup, kami memiliki ketertarikan yang sama, kemanusiaan.

Di satu kesempatan aku tertarik dengan postingan Pendra.  Menulis tentang sosok lelaki yang ditemui sedang menanam di taman komplek mereka.  Beliau begitu asyik membuat lubang dengan skop kecilnya, dan menanam benih tanaman.  "Bro, siapa itu bapak yang baik hati?"  Pertanyaanku via WA ke Pendra.  Lalu mengalirlah cerita Pendra, dan atas seizinnya aku menuliskan ini.  Cerita yang menyentuh dan sangat menginspirasi.

Namanya Pak George Gagarin, tetapi orang di komplek mereka biasa menyebutnya dengan panggilan Pak Pendeta.  Beliau nampaknya seorang yang dituakan, atau kalau di Gereja biasa dikenal sebagai Penatua.  Pak George memang dikenal oleh warga komplek sebagai sosok yang baik, dan bersahaja.  Tetapi bukan ini yang membuat aku dan Pendra tersentuh.

Menjadi tokoh agama tidak serta merta membuat orang menjadi baik.  Menurutku sih begitu, karena menjadi orang baik adalah ketika kita memberikan diri kita dengan tulus, ikhlas tampa pamrih untuk kebahagiaan orang lain.  Sehingga definisi orang baik bagiku, orang yang memberikan hatinya.

Inilah yang dilakukan Pak George, dengan hatinya beliau menanam berbagai tanaman bermanfaat di komplek perumahan mereka.  Di taman komplek sengaja ditanamnya pandan dan sereh yang kemungkinan akan lebih bervariasi nantinya.  Kenapa begitu?

Begini, di depan rumah Pak George sendiri ditanamnya subur pohon kemangi, jahe merah dan kunyit.  Lalu luarbiasa beliau dengan senang hati mengizinkan warga setempat boleh mengambilnya jika membutuhkan.  "Silahkan ambil jika ada warga yang butuh.  Tidak perlu ketuk rumah saya, ataupun izin.  Ambil saja, tidak apa-apa," begitu katanya kepada Pendra sahabatku yang mendengarnya dengan mata berkaca-kaca.

Dokumen Pendra
Dokumen Pendra

Demikian juga dengan pohon-pohon yang ditanam di taman, boleh dipetik oleh warga.  Sengaja dirinya menanam dan merawatnya.  Tetapi untuk dinikmati orang banyak, warga komplek!

Pandemi memang membuat orang menjerit, "Kami susah!  Kami hancur, dan berbagai teriakan kami ini dan itu."  Pertanyaannya, jika semua teriak, siapa yang mau menolong?  Siapa yang mau berbuat untuk membuat kondisi ini ringan?  Apakah semua hanya menunggu untuk dibantu?  Apa dipikirnya malaikat akan tiba-tiba turun?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun