Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Ketika Whitty Menutup Matanya Untukku

18 Januari 2021   02:51 Diperbarui: 18 Januari 2021   02:55 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://doggiedesigner.com/

Sore itu aku duduk di lantai sambil memandangi "Whitty tua" yang berjalan dengan matanya yang telah buta sejak usianya menua.  Lalu, dengan hidungnya dia mencoba mencariku yang memang terus duduk di lantai memandanginya.  Sengaja aku mendekati diri supaya Whitty tidak nabrak-nabrak sofa.

Ketika didapatinya diriku, Whitty merebahkan badannya pas di pangkuanku.  Aku nggak berpikir apapun kecuali sedih dan kasihan.  Nggak terasa 14 tahun sudah aku merawatnya.  Aku cuma berharap Whitty sembuh, meski buta juga tidak apa-apa. 

Di kepalaku ini seperti filem mendadak semua hariku bersama Whitty diputar ulang.  Ingat saat memberikannya susu lewat pipet, bersama adek mengajarinya tertib membuang kotoran.  

Lalu, ngototnya aku membawanya ikut pindah dari Kalimantan ke Jakarta.  Aku ingat hari-hari Whitty menemaniku belajar dan mendengarkan ocehanku soal guru, dan hari dimana aku pamit ke negeri orang tapi kembali lagi.  Semuanya itu kembali dalam ingatanku!  Hari-hariku bersama Whitty.

Saat aku mengusap bulu-bulunya yang putih cerah itu dengan sedih, Whitty menolehkan wajahnya melihatku.  Nggak kepikiran apapun saat itu.  

Nggak tahu kenapa juga Whitty begitu, dan apakah Whitty melihatku atau tidak, karena setahuku dia sudah buta.  Tetapi itulah mata terakhirnya untukku, karena kemudian Whitty berlahan menutup matanya. 

Whitty menutup matanya dipangkuanku.  Aku adalah orang terakhir yang dipilihnya untuk diingatnya.

Aku nangis sekencang-kencangnya, sambil memeluk badan berbulu putih itu.  Seekor anjing Maltese yang telah menjadi sahabatku selama 14 tahun.  "Pak..pak...Whittynya pergi pak," kataku menjerit hancur sambil menggendong Whitty.

Sulit memahami kenapa aku sangat kehilangan.  Tetapi, seekor anjing bernama Whitty telah mengajariku arti persahabatan.  Merawatnya dari bayi, dan kehilangannya dipangkuanku adalah cerita indah.

Beberapa tahun kemudian, aku mendapatkan beberapa hewan peliharaan lainnya.  Aku pernah mendapatkan Tako seekor anjing vegetarian yang hobinya ngerujak bareng aku.  Heheh.... Kocak, aku juga pernah memelihara seekor anak ayam yang nyasar di pekarangan rumahku. Bayangkan, anak ayam berwarna kuning itu jadi temanku, ngebuntuti kemanapun aku pergi.  Bahkan setia loh menungguku pulang kerja. 

Jangan bilang aku orang aneh, tetapi inilah cerita persahabatanku dengan hewan.  Sekali lagi, bukan karena aku sulit bergaul.  Tetapi, menurutku hewan itu setia dan tulus.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun