Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Ketika Whitty Menutup Matanya Untukku

18 Januari 2021   02:51 Diperbarui: 18 Januari 2021   02:55 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://doggiedesigner.com/

Buat sebagian orang mungkin hewan hanyalah makhluk hidup lainnya.  Tetapi tidak untuk aku, karena menurutku memelihara hewan seperti memiliki teman atau sahabat.   

Setidaknya itulah pengalamanku yang pernah merasakan mempunyai teman, dan sahabat berbagi seekor gukguk.  Tetapi bukan berarti aku nggak punya teman manusia yah, aku juga punya teman dan itu banyak loh.  Tetapi yah beda saja, mungkin karena hewan persahabatannya lebih tulus.  Beda dengan manusia, yang sering ada udang dibalik bakwan.  Heheh...

Pertama kali jatuh hati pada hewan saat tinggal di Kalimantan.  Ketika itu seorang teman bapak memberikan seekor bayi anjing berjenis Maltese.  Berhubung warnanya putih, kami menamainya Whitty.

Oiya, aku mengatakan bayi, itu memang benaran bayi loh!   Masih butuh menyusui, dan disinilah awal kami jatuh hati!  Bergantian memberikan susu lewat pipet, dan merawatnya seperti mengurus bayi!  Heheh...padahal aku dan adek-adek ketika itu masih bocah.  Jadi, yah seperti mengurus adek bungsu mungkin.

Singkat cerita Whitty menjadi bagian dari keluarga kami.  Badannya bulat, dan doyan susunya kebangetan.  Heheh... Hingga satu hari bapak dimutasi ke Jakarta.  

Nggak ada masalah dengan pindah, tapi bagaimana Whitty?  Awalnya memilih mengembalikan Whitty kepada si Om yang dulu memberikan kepada kami.  Itu pasti jauh lebih baik karena Whitty akan terawat.  Tetapi, ternyata nggak segampang itu!  Kami terlanjur mencintai Whitty.

Mungkin sebagian orang menganggap hewan yah hewan, tau apa sih dia.  Kenyataannya bukan hanya aku dan adek-adek yang berat, tetapi juga Whitty.  Dia tahu banget saat kami sekeluarga bersiap mengemasi barang-barang pindah.

Aku ingat, beberapa kali mendapati ekornya lunglai, dengan wajahnya yang sedih, dan percayalah aku juga pernah melihat airmatanya.  Bulu-bulu Whitty yang putih cerah itu pun terlihat mulai kurang bersinar.  Inilah yang membuat aku bertekad membawanya pindah bersama kami ke Jakarta.  

Bapak bilang begini ketika itu, "Kalau memang mau dibawa, uruslah."  Singkat cerita aku mengurus persyaratannya, semua tahapan aku ikuti.  Mulai dari karantina hingga pengaturan di penerbangan, aku urus sendiri!  Heheh....padahal aku masih terbilang bocah ketika itu.

Itulah sekilas tentang Whitty yang akhirnya ikut pindah bersama kami.  Aku ingat banget saat pertama melihatnya keluar bersama bagasi barang. Ekornya berkibas-kibas, loncat-loncat nggak karuan di dalam kandangnya itu.  Tapi dia tahu diri, nggak menggonggong loh ketika itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun