Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tren 2021 "Memaknai Gaya Hidup Sehat" Semoga Bukan Paranoid

6 Januari 2021   03:17 Diperbarui: 6 Januari 2021   03:30 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kompas.com/

Pandemi Covid masih mendominasi pikiran warga dunia.  Berbeda dari kebiasaan di akhir dan awal tahun biasanya, memasuki 2021 dunia seperti patah semangat.  Nggak ada terdengar pembahasan mengenai tren 2021 ada apa sih?  Apa warna dan gaya rambut, ataupun fashion yang cetar di 2021.  Mungkin sih ada, tetapi bisa tren 2021 bergeser atau berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, karena terpenting saat ini pandemi berakhir.

Ini semua gara-gara Covid yang telah mengubah segalanya secara dratis.  Terutama gaya hidup masyarakat dunia yang kini lebih fokus memperhatikan kesehatan dan kebersihan.  Contoh sederhana, mencuci tangan.  Sebenarnya ini bukanlah hal yang sulit.  Tetapi jika bukan karena Covid, sedikit orang peduli, padahal itu untuk dirinya sendiri.

Jadi menurutku sih, tren 2021 fokus kepada gaya hidup, contohnya:

Pola Hidup Sehat

  1. Kebiasaan
    Sekarang ini memakai masker, lengkap dengan sanitizer di kantong sudah jadi paket lengkap.  Bahkan tidak sedikit yang istilahnya triple protection membawa tissue basah dan disinfectant spray sekalian.  Lumrah saat ini melihat orang menyemprotkan disinfectant spray dan membersihkannya meja di tempat umum dengan tissue basah.  Termasuk juga kebiasaan mencuci tangan yang kini jadi ritual, sebelum dan sesudah meninggalkan ruangan.

  2. Olah raga
    Nah ini juga menjadi tren sejak pandemi.  Sangking ngetrennya sehingga sepeda ikutan booming nggak peduli harganya.  Nggak jelas juga sih kalau soal sepeda ini, apakah demi kesehatan, atau sekalian untuk gengsi.  Lupakan apapun alasannya, yang pasti pandemi membuat orang mau berolahraga.  Tidak punya sepeda juga banyak kok yang belain olahraga jalan kaki, atau lari-lari kecil di halaman rumahnya.  Intinya, membangun benteng pertahanan tubuh, sekaligus juga menghilangkan stress akibat si Covid.

  3. Makanan dan Minuman
    Percayalah, makanan ini nggak ada matinya!  Selalu mengikuti tren sekalipun di saat pandemi.  Berbedanya, kecendrungan trennya sekarang kepada makanan sehat dan simple.  Sebagai contohnya, minuman herbal temulawak masih menjadi kebiasaan di banyak keluarga.  Selain juga rutinitas baru rajin minum jus sayur ataupun buah.  Sedangkan untuk makanan semakin banyak keluarga mewajibkan anggota keluarganya makan sayur dan buah setiap kali makan.

Gaya Hidup

  1. Tanaman
    Kondisi pandemi yang mengharuskan dominan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) membuat banyak masyarakat terutama kaum hawa tertarik untuk memelihara tanaman hias.  Senasib dengan sepeda, harga tanaman yang hits tidak terlalu menjadi soal.  Terpenting bisa mencurahkan perhatian kepada tanaman, menjadi pengobatan stress.  Sebenarnya sih ada baiknya, karena rasa bahagia memelihara bisa membangun imunitas, selain tentunya semakin banyak tanaman maka udara sekitar makin sehat.

  2. Fashion
    Tidak banyak yang bergeser.  Justru orang lebih banyak memilih baju santai harian di rumah, karena memang kebanyakan aktivitas di lakukan di rumah saat ini.  Sekalipun ada inovasi itu pada masker yang lebih beragam dan modis.

  3. Makanan Cepat Saji
    Pandemi membuat orang terpacu berkreativitas.  Terlihat dari munculnya inovasi meal kits dan frozen food yang lebih bervariasi.  Jika frozen food mungkin sudah banyak yang tahu, misalnya fillet ayam yang sudah dibekukan.  Sedangkan, meal kits adalah layanan cepat saji berupa paket menu makanan yang bisa kita pesan sudah lengkap dengan bumbunya.  Sehingga kita tinggal memasaknya saja di rumah.

  4. Virtual Technologi dan Era Digital
    Kondisi pandemi memaksa kita semua untuk menguasai tekhnologi dalam waktu singkat, alias memasuki era digital.  Buktinya sekolah dan bekerja dominan virtual mengandalkan tekhnologi.  Kondisi ini berdampak pada kehidupan, karena bersosialisasi pun sekarang dominan virtual!  Belum lagi fakta, banyaknya bisnis yang tumbuh dengan menggunakan tekhnologi, alias berdagang di dunia maya, termasuk bimbel pun virtual!  Padahal, sebelum pandemi hal-hal berbau tekhnologi dianggap sulit, dan menjadi barang mewah milik segelintir lapisan masyarakat.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
    Lihat Lyfe Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun