Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bulan dan Bintang

2 Desember 2020   02:21 Diperbarui: 2 Desember 2020   02:24 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://apriliavirdharianty.blogspot.com/

Katakan aku gila, bodoh atau apapun terserah.  Tetapi itulah yang terjadi, kebodoh parah karena aku jatuh hati pada anak baru itu.  Gokil malunya aku, bagaimana ini mengatakannya.  "Ahh...kenapa sih harus Bulan yang mencuri hatiku," nada kesal Bintang sambil memandangi langit.

Tidak seperti biasanya hari itu Ibu Dewi Wali Kelas XI Mipa 3 masuk ke kelas kami.  Di belakangnya mengikuti patuh cewek imut berkepang dua.  Heheh...bayangin hari gini masih ada cewek milenial yang rela rambutnya dikepang dua?   Jujur, meski jadul, tapi itu cewek cute juga.

"Selamat pagi anak-anakku yang pintar.  Hari ini kelas kita kedatangan murid baru pindahan dari Bandung.  Namanya Bulan, dan...," parah!  Belum sempat kalimat itu selesai, seisi kelas sudah kumat norak.  "Bulan?  Duh...elo pasti cari Bintang yah?  Tuh Bintang duduk di belakang (mereka lalu menunjuk gua).  Kasihan, dari Bandung belain ke Jakarta mencari Bintang."  Byarrr...seisi kelas lalu ramai ngakak bikin gaduh akut.

Itulah awalnya kenapa gua kesel banget dengan Bulan.  Berasa di neraka karena sejak kehadiran itu cewek, hidup gua nggak tentram.  "Ternyata bukan hanya malam, tetapi siangpun Bulan dan Bintang ada.  Tapi...di XI Mipa 3 doang!"  Hahahh...balik kumat lagi becandaan anak di kelas gua ngebetein parah.

"Heiii...kepang dua, kenapa lu belum pulang?" tanya Bintang ketus mendapati Bulan di parkiran sekolah.  Tapi, itu cewek malah diam saja, sibuk dengan motornya, sampai beberapa menit kemudian.

"Ehh...maaf.  Tadi kamu ngomong apa Bin?  Motor aku ngadat, ehhmm...bagaimana kalau kamu anterin aku pulang aja?  Rumah kita khan satu komplek," nyerocos si Bulan seenak udelnya.  Sementara Bintang melongo, salut.  "Bujubune...ini cewek urat malunya putus mungkin yah?  Siapa yang nawarin pulang?" Pretttlah...

Apes memang, kebetulan Bulan memang satu komplek dengan Bintang di perumahan tentara.  Ribetnya lagi, bokap cewek kepang dua ini atasan bokap Bintang.  Ini yang bikin ribet, pesan ortu supaya jagain Bulan.  Kalian satu sekolah dan sekelas pula, begitu pesan emaknya Bintang.

"Wokeh...ayo kita come on, tiba-tiba Bulan sudah main nemplok di boncengan Bintang."

Sore itu harusnya perasaan panas di hati.  Tetapi, entah kenapa kok ada rasa nyaman di hati Bintang.  Sambil mencuri pandang dari spion, diliriknya Bulan.  "Ehhmm....ini cewek cantik sebenarnya, dan juga lugu banget.  Hari gini mana ada stok cewek sebaik dia." pikir Bintang dalam hatinya.

"Prok!!....Aduh....!!  Woi, ngapain elu pukul dan cubit gua pula?" teriak Bintang seketika kaget.

"Hahah...makanya kalau bawa motor jangan ngelamun.  Jangan kebiasaan juga lihatin cewek dari spion.  Mending nanti kamu tuh turun saja, terus minum es teh manis buatan aku.  Anggap saja tanda terima kasihku sudah dianterin pulang," kembali si Bulan berisik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun