Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gue Suka Elu, Nggak Sempat Bilang

1 Oktober 2020   02:31 Diperbarui: 1 Oktober 2020   02:37 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: https://woazy.com/

Kelar dan selesai hari itu, berasa bebas saja Shinta bisa segera pulang.  Meski besok harus ketemu kembali dengan rombongan eror itu.

Anehnya pagi itu terlihat normal.  Seisi kelas juga mendadak ramah.  Nggak ada sedikit pun kecurigaan Shinta.  Berpikirnya masa plonco sudah selesai, dan sekarang saatnya jadi anak normal.

Duduk manis Shinta di bangkunya yang berada di depan, persis disamping Charles.  Iya, bangkunya yang kemarin ditunjuk Pak Guru Agus, namanya.  Wali kelas dan sekaligus guru Matematika.

Jam pertama hari itu diawali oleh Pak Agus kembali, dan materi baru pun diberikan.  Tumben, dan tumben banget kok teman-teman sopan pikir Shinta.  Disaat melamun seperti itu terdengar Pak Agus memanggilnya.

"Ok Shinta, coba tolong kamu ke depan menyelesaikan soal ini.  Buktikan ke teman-temanmu disini kalau kamu itu anak pintar.  Biar jangan diisengin lagi kamu Shinta," suara yang memotivasi sekali, dan kebetulan Shinta yakin banget bisa mengerjakan soal latihan didepan.

Tetapi, duh...ini kenapa yah?  Kok ini rok lengket begini dengan kursi.  Sebisanya Shinta berusaha bangkit dari kursinya.

"Shinta, ayo dong.  Kok duduk saja sih kamu?  Jangan bilang kamu tidak mengerti soal ini.  Ini mudah sekali loh Shin," suara si bapak.

"Iya pak, memang mudah.  Tunggu yah pak, saya sedang berusaha berdiri," jawabnya sembari berusaha melepaskan diri dari kursi.  Jujur, dirinya mulai mencium aroma tak sedap ada yang menjebaknya.  Mencoba melirik Charles yang berada di sampingnya, lalu melihat sekeliling dan mereka terlihat baik.  Tapi kenapa gw jadi lengket begini, "pikirnya dalam hati.

Srekk...srekk..srek..srekkk...suara lumayan keras terdengar, dan Shinta berhasil melepaskan diri dari kursi, berdiri dan berjalan mengerjakan latihan soal di depan dengan gagahnya.

"Shinta, apa itu di rok kamu?  Kenapa ada kepingan politur kayu segede itu di rok kamu?" tanya Pak Agus yang justru memancing kisruh seisi kelas.

"Iya pak, emang aneh nih anak baru.  Ngapain roknya dikasih asesories kayu segala," teriak salah satu anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun