Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Maaf, Aku Mencintaimu

27 September 2020   02:12 Diperbarui: 27 September 2020   02:26 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: https://republika.co.id/

Cerita tentang tiga sahabat, Dwi, Arpen dan Sissy.  Persahabatan biasa-biasa saja layaknya bocah SD.  Tidak ada yang istimewa, meskipun memang hanya Sissy yang beda kelas.  Sedangkan Dwi dan Arpen berada di kelas yang sama, kelas 4 D.

Persahabatan dimulai karena tidak sengaja.  Saat Sissy si murid baru pindahan dari Jakarta nyaris terkena hukuman karena lupa membawa tugasnya.  "Ehhmm...kamu itu murid baru khan.  Kenalkan namaku Dwi, aku di kelas 4D," demikian Dwi memperkenalkan dirinya sok akrab saat jam istirahat.

Tidak ada sambutan dari si anak kota bernama Sissy ini.  Hanya diam saja sambil memandangi gerbang sekolah dari lantai atas kelas 4.  Oiya, kebetulan kelas Dwi dan Sissy bersebelahan, Dwi di 4D, dan Sissy di 4C.

"Napa kamu nggak jawab perkenalanku? Ngapain juga ngeliatin gerbang?" rada kesal si Dwi merasa dicuekin nampaknya.

Mendadak Sissy sadar dirinya ini murid baru. Kok yah belagu banget nyuekin ajakan pertemanan.  "Ehhhmm...ah...ehmm...maaf, gw, eh...maksudnya aku lagi panik. Aku lupa bawa tugas, lebih tepatnya ketinggalan di jok mobil.  Ngarep-ngarep supirku sadar dan bawa ke sekolah," demikian Sissy berusaha menjelaskan.

Heheh...maklum ini cerita tahun jadul.  Jadi belum ada gadget yang bisa menghubungi supir Sissy.

"Ooo...tugas membawa kartu pos dan prangko yah?  Cetek itu, aku punya lebih," seperti malaikat penyelamat Dwi memberi kabar baik.  Lalu lanjut Dwi berteriak memanggil temannya,"Woi...Arpen, mana tadi titipan kartu pos dan prangkoku.  Kasih satu ke Sissy, tertinggal tugasnya tadi. Tahu sendiri pak guru kita itu seperti macan dia," ngelantur si Dwi ngoceh.

"Ini, ambillah juga kartu pos dan prangkoku.  Aku punya banyak.  Oiya, kenalin, namaku Arpen, sekelas dengan si Dwi ini," demikianlah awal perkenalan Sissy dan Arpen.

Singkat cerita Sissypun terbebas dari hukum pak guru yang doyan menghukum lari keliling lapangan.  Maklum Sissy sudah pernah kena sekali, lari keliling lapangan 10 kali.  Duh...kapok!

Persahabatan yang diawali kartu pos dan prangko itupun lanjut.  Meski berbeda kelas tetapi setiap jam istirahat selalu mereka sempatkan main bersama ataupun sekedar menikmati jajanan empek-empek khas Jambi.  Sissy doyan banget, karena di Jakarta tidak pernah menikmati makanan seenak ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun