Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pengorbanan Hari Raya Kurban adalah Bentuk Cinta

31 Juli 2020   01:04 Diperbarui: 31 Juli 2020   00:59 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: tribunnews.com

Izinkan penulis mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha 1441 H kepada seluruh pembaca Kompasiana yang merayakan.  Sebagai seorang Kristiani, kehormatan bagi penulis bisa ikut larut dalam sukacita Idul Adha, atau yang dikenal juga sebagai Hari Raya Kurban.  Lahir dan dibesarkan di bumi pertiwi Indonesia adalah berkat terindah, karena kita selalu terbawa dalam setiap sukacita perayaan hari besar keagamaan.

Rahasia sebenarnya, tetapi ini serius benar adanya beruntung tinggal di Indonesia.  Bayangkan, jika Imlek penulis selalu kebagian dodol China, lalu di saat Idul Fitri dan Idul Adha pun kecipratan ketupat beserta sahabat-sahabatnya.  Tuh, bagaimana tidak larut dalam sukacita.  Lha, wong apapun agamanya, penulis selalu kebagian dan ikutan kenyang.  Heheh...

Tetapi tahun ini ada yang berbeda.  Tepatnya, Covid membuat kondisi menjadi berbeda.  Sekalipun begitu penulis percaya pandemi tidak bisa merampas sukacita dan makna dari Idul Adha.

Sepanjang pengetahuan penulis, makna Idul Adha adalah sebuah pengorbanan karena kepatuhan, ketakwaan dan kecintaan kepada Allah SWT.  Adalah Nabi Ibrahim yang telah membuktikan dirinya mencintai Allah, dengan mengorbankan putranya Ismail untuk Allah.  Tetapi, Allah kemudian menggantikannya dengan domba.  

Kira-kira begitulah cerita Hari Raya Kurban yang penulis pahami.  Inilah teladan karena di saat Idul Adha penulis melihat banyak saudara Muslim berbagi rejeki dengan berkurban, baik berupa kambing ataupun sapi.  Berbagi berkat agar dagingnya bisa dinikmati oleh mereka yang membutuhkan.  Terlebih tentunya saat ini ketika pandemi juga berdampak pada ekonomi saudara-saudara kita.

Bagi penulis, melihat makna Hari Raya Idul Adha ini bentuk cinta, dan kasih.  Cinta kepada Tuhan Sang Pencipta dalam bentuk ketaqwaan, dan kasih kepada sesama dengan saling berbagi.  Jujur, menurut penulis inilah arti yang sesungguhnya, yang lebih bermakna dari sekedar sebuah keramaian menyambut Idul Adha yang saat ini sangat riskan dilakukan.

Ngeri membayangkan memaksa diri untuk (maaf) mudik, malam takbiran ataupun berjamaah di Masjid kali ini.  Tidak mengatakan salah, tetapi penulis hanya berpikir jangan dikarenakan euforia merayakan hari besar nantinya berujung dengan airmata.

Seperti yang saat ini sedang terjadi, di dalam kamar penulis mendengar ramai anak-anak kecil bertakbir.  Mengerti ini bentuk kegembiraan terutama anak-anak.  Jujurnya penulis pun merindukan suasana ini.  Tetapi, maaf tidak untuk di tengah pandemi seperti sekarang nak.

Tidak ada yang menginginkan Covid berlama-lama di muka bumi ini.  Faktanya saat ini angka kasus Covid di Indonesia masih terus melonjak, hingga tembus 100 ribu!  Padahal sebisa, dan semampunya pemerintah telah melakukan banyak hal untuk rakyatnya.  Tetapi, tampaknya dibutuhkan kebesaran hati "mengalah" merayakan hari besar keagamaan dalam keprihatinan dan kepedulian, tampa harus kehilangan makna dari hari besar itu sendiri.

Jika memungkinkan, ada baiknya shalat Idul Adha dilakukan di rumah.  Demikian juga silahturahmi sebisanya dilakukan virtual dengan berbagai kecanggihan IT saat ini.  Ironis, jangan karena kita mudik menemui orang tercinta, justru kedatangan kita membawa virus.  Himbauan yang sama pun sudah disarankan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun