Mohon tunggu...
Desy Rokhimatul Fitri
Desy Rokhimatul Fitri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasisiwi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Sih Cara Mengasuh Si Kecil dengan Baik?

26 September 2020   03:26 Diperbarui: 26 September 2020   03:47 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Beberapa orang tua mengaku sulit mendidik anak lantaran anak yang tidak selalu menuruti perintah orang tua. Lalu adakah yang salah dalam didikan mereka? Atau karena kurangnya komunikasi dalam hubungan orang tua anak?

Dikutip dari finisidari.blogspot.com, menurut Haditono (dalam Damayanti, 1992), anak adalah mahluk yang membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan tempat bagi perkembangannya.

Dari perspektif Augustinus (dalam Suryabrata, 1987), yang dipandang sebagai peletak dasar permulaan psikologi anak, mengatakan bahwa anak tidaklah sama dengan orang dewasa, anak mempunyai kecenderungan untuk menyimpang dari hukum dan ketertiban yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengertian terhadap realita kehidupan, anak-anak lebih mudah belajar dengan contoh-contoh yang diterimanya daripada aturan-aturan yang bersifat memaksa.

Para orang tua harus paham terlebih dahulu nih bagaimana cara merespon anak, baik dalam sikap maupun perbuatan. Para mom and dad, kita harus tahu si kecil termasuk tipikal anak yang mana, mudah marah, cerewet, penurut, atau tipikal yang lain.

Pada dasarnya, anak termasuk makhluk polos yang mudah sekali ditebak, hal ini bisa dilihat dari mimik mukanya. Moms and dad harus peka dalam hala ini, dekati mereka jika mengalami perubahan emosi lalu cobalah untuk mengajaknya berbicara dengan lembut dan peluklah mereka untuk membuatnya merasa nyaman.

Bila momy dan dady mendapati si kecil emosi penuh amarah, jangan langsung memberi pernyataan yang mungkin akan membuat si kecil bertambah marah. Ajaklah ia beebicara dengan lembut dan cobalah untuk bertanya, "hey, anak momy sedang marah ya? Apa yang terjadi? Bolehkah  momy mengetahuinya?"

Tanyakan dengan nada yang lembut dan tidak terkesan menuduh. Jangan sampai momy betanya yanga dapat membuatnya stres, karena anak juga bisa stres karena pola asuh yang salah. Misalnya saja momy melihatnya marah lalu bertanya, "mengapa kau marah? Lupakan saja apa yang membuatmu marah dan berhentilah marah-marah!".

Moms, tahukah kalian bahw ucapan seperti itu akan berdampak buruk pada psikologi anak, jika moms mengucapkan kalimat itu, kemungkinan si kecil akan lebih tertutup dan selalu memendam perasaannya bahkan si kecil akan berbuat suatu tindakan yang dapat merugikan dirinya atau orang lain.

Momy dan dady juga perlu menerapkan contoh-contoh positif terutama saat merespon tingkah laku anak yang tidak diinginkan. Mengapa demikian? Sebab anak ialah peniru handal, anak akan lebih suka meniru suatu contoh perilaku secara langsung yang dilihat oleh mata jetimbang aturan-aturan yang didengar langsung oleh telinga tanpa dilihat secara langsung. 

Hal-hal lain yang perlu mom dan dady ketahui  yaitu mengajari anak sedini mungkin dalam memahami etika dan norma sosial, mengidentifikasi lalu mengaturnya, serta mendampingi anak setiap hari, setidak-tidaknya saat waktu menjelang tidur.

Ajari anak cara beretika dan norma sosial dan jangan lupa untuk mencontohkannya secara langsung lewat perilaku, dengan begitu anak akan lebih mudah paham dan mengerti. Pengajaran ini merupakan konteks penting dalam kontrol emosi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun