Mohon tunggu...
deswita lintang
deswita lintang Mohon Tunggu... Mahasiswa - 21107030025/ Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

be kind, so world will give u good things.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Jean Baudrillard" dan Pemikirannya: Keren! Sangat Relate dengan Dunia Masa Kini!

6 Juni 2022   01:34 Diperbarui: 6 Juni 2022   01:38 3029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: artreview.com

Jean Baudrillard adalah seorang pakar teori kebudayaan, filsuf kontemporer, komentator politik, sosiolog dan fotografer asal Prancis. Jean Baudrillard lahir pada 27 Juli 1929 dan meninggal pada 6 Maret 2007. Jean Baudrillard terklasifikasi dalam jajaran tokoh posmodern, meskipun ia sendiri selalu menolak penglasifikasian ini. Namun bagaimanapun juga, berbagai pemikirannya begitu mencirikan pandangan postmodern. Ternyata pemikiran --pemikiran dari Jean Baudrillard mengenai pandangannya tentang masyarakat era modern ini sangat relate dengan kehidupan dunia saat ini, loh!

Beberapa pemikiran yang beliau miliki di antaranya seperti simulakra, hiperealitas, masyarakat tontonan, konsumsi simbol, serta pemikirannya tentang berakhirnya kehidupan sosial.

1. Konsumsi simbol

Menurut Baudrillard, era postmodern adalah aktivitas konsumsi lebih masif drpd aktivitas produksi atau aktivitats konsumsi lebih domminan daripada aktivitas produksi. Baginya, pola konsumsi masyarakat modern ditandai dengan bergesernya orientasi konsumsi yang semula ditujukan bagi kebutuhan hidup dan kini berubah menjadi gaya hidup. Pada jaman dulu sebelum era modern ini orang membeli baju karena faktor kebutuhan. Namun berbeda di era modern sekarang ini, kebanyakan orang membeli baju karena ingin bergaya. Gaya yang dimaksud dan menjadi faktor utama di sini didukung karena adanya simbol dari merk -- merk ternama. Menurut Baudrillard, fenomena ini disebabkan oleh konsep ekonomi keynesian, yang artinya adalah konsep negara kesejahteraan. Karena konsep tersebut berhasil , maka munculah masyarakat kelas menengah baru terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Masyarakat kelas menengah baru ini adalah masyarakat yang cukup konsumtif, mereka adalah leaser class atau kelas penikmat. Jadi mereka bisa menyimpan uang dengan lebih banyak, tapi selanjutnya uang itu akan digunakan untuk mengkonsumsi barang produk kapitalis. Barang kapitalis yang dimaksud adalah barang- barang dengan pemilik yang dapat digolongkan ke dalam penguasa modal internasional, beberapa contohnya antara lain: McD, Sharp, Panasonic, A&W, Pizza Hut, Youtube, dll.

2. Masyarakat Tontonan

Konsumsi simbol di atas selanjutnya akan menimbulkan spectacle society (masyarakat tontonan) yang artinya saling melihat barang yang dipakai antar manusia (pertukaran simbol). Yang selanjutnya akan menimbulkan  perasaan canggung saat masuk kelompok sosial yg memiliki barang bermerk, hal itu terjadi karena kita tidak memiliki hal atau barang yang setara. Namun masyarakat tontonan ini bukan tujuan akhir dari konsep pemikiran ini, ia akan terus memperluas skalanya. Contohnya: akan membuat saling mempengaruhi dan ingin membeli saat melihat barang- barang yang bermerk tersebut.

3. Simulacrum (Simulakra)

Merupakan instrumen yang mampu merubah hal yang bersifat abstrak menjadi hal yang bersifat  konkret dan sebaliknya. Beberapa instrumen yang ada di dalam konsep pemikiran simulacra ini antara lain: tv, video games, komputer, surat kabar, majalah bahkan lukisan. Simulakra ini mewujud dalam bentuk; teks, visual (citra), dan peristiwa. Contohnya: dalam tv, di kehidupan kita tidak bisa menemukan spons yg bisa berbicara dan menjadi koki, tapi di dalam televisi kita dapat menemukannya dalam kartun Spongebob. Contoh lainnya yaitu saat kita biasanya hanya bisa menyaksikan kartun mickey mouse di televisi atau film saja, kita dapat melihatnya secara konrkrit (langsung) di Disneyland.

4. Konsep Hiperealitas

Adalah hal-hal yang melampaui kenyataan. Menurut Baudrillard simulakra lah yang menghasilkan hiperealitas. Simulakra juga yang mempengaruhi munculnya hiperealitas. Contohnya saat melihat iklan orang yang meminum soda bisa melayang- layang setalah meminumnya, hal tersebut merupakan hiperealitas (melampaui kenyataan) dan hal ini disebabkan oleh simulakra, yaitu editing video dan sbgnya. Menurut baudrillard, hiperealitas merupakan ciri paling terlihat yang dibawa oleh simulakra.

Selanjutnya, menurut Jean Baudrillard Simulacra tadi bisa menyebabkan hal- hal berikut:

1. Dapat Berakhirnya Kehidupan Sosial

Maksudnya adalah kehidupan sosial yang semakin dimakan oleh teknologi. Contohnya dapat kita lihat saat berkumpul dengan teman, sekaramg seringkali terjadi orang- orang lebih memilih bermain handphone masing- masing atau bermain game. Contoh lain dapat dilihat saat ibu- ibu lebih memilih nonton sinetron daripada mengobrol bersama dengan ibu- ibu lainnya. Jika hal-hal tersebut terjadi, maka dapat dipastikan bahwa kehidupan sosialnya telah berakhir.

2. Distingsi

Merupakan jarak sosial yang diakibatkan oleh pilihan sosial. Contonya pada saat ada sebuah konstruksi bahwa suatu kelompok yang menyukai musik dangdut masuk ke dalam low culture (budaya rendah), maka secara langsung orang- orang akan berimplikasi pada penilaian kelompok tersebut bahwa mereka yg meggemari dangdut adalah orang yang kampungan atau orang desa. Begitu juga sebaliknya, bagi mereka yang mengkonstruksi bahwa musik jazz sebagai high culture maka akan berimplikasi bahwa penggemar musik jazz merupakan orang berkelas. Pola pikir sseperti ini sudah bisa dikategorikan pada distingsi yaitu munculnya jarak sosial.

3. Sampah Visual

Merupakan kebiasaan akut para kapitalis yang gencar memasarkan produknya melalui spanduk atau banner di pigggiran jalan yang justti mendistorsi alam pikiran kita. Contohnya saat melihat iklan kamera digital di pinggir jalan, dan saat kita merasa tidak bisa membelinya, akan membuat kita merasa miskin dan justru akan merusak hari kita yang seharusnya indah, maka pikiran kita sudah terdistorsi. Bisa dikatakan sebagai perkosaan visual, artinya mau tidak mau kita dipaksa untuk melihatnya.

4. Drug Store

Drugstore atau toko obat merupakan istilah yang digunakan baudrillard guna menunjuk pada minimarket yang menjual berbagai barang kebutuhan sehari-hari yang pada umumnya buka 24 jam penuh. Arti dari filosofi toko obat ini, diikuti oleh minimarket-drugstore yang berupaya menghindari spesialisasi barang dagangan. Jadi meskipun dengan tempat yang terbatas, ia akan berupaya memanfaatkan setiap celah ruang yang ada sehingga beragam komoditas konsumsi dapat terpampang di dalamnya. Sebenarnya ini seringkali membantu kita, namun di sisi lain juga membuat kita menjadi lebih komsumtif, karena seringkali kita tidak membutuhkan barang tersebut, namun karena disediakan sehingga kita tertarik dan berujung  membelinya.

Nah, konsep pemikiran Jean Baudrillard ini benar-benar mirip dengan apa yang terjadi di dunia masa kini kan? Apakah kamu juga merasakannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun