Mohon tunggu...
carolina destika
carolina destika Mohon Tunggu... Lainnya - menulis sepanjang hari

komitmen untuk senantiasa memperbaiki diri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Separuh Jiwa Yang Telah Pergi

9 Desember 2021   17:42 Diperbarui: 9 Desember 2021   17:47 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Tiak bisa Dek, kau harus berjanji menjadi wanita yang tegar dan kuat. Mas berangkat sekarang,” kata Mas Ari sambil meninggalkanku tanpa menoleh lagi.

Suara petir menggelegar membangunkan tidurku sore itu. Hujan deras yang turun selama tiga hari berturut-turut seolah membuatku enggan beranjak dari kamar.

Kesedihan yang luar biasa melanda, air mata selalu membanjir, serasa tubuh ini tak memiliki daya untuk melanjutkan kehidupan.

Kondisi pandemi membuat suasana duka cita sungguh terasa sangat panjang. Tak banyak yang berani datang untuk takziah, hanya satu dua orang saja yang masih punya nyali.

Mimpi di siang hari bolong tadi terasa sangat nyata, Mas Ari datang memakai jubah berwarna putih dengan wajah cerah bercahaya.

Seolah hendak menyampaikan kabar bahwa keadaanya baik, jauh lebih baik dari sebelumnya.

Pertemuan itu membangkitkan sedikit kesadaran, bahwa hidup harus dilanjutkan meski tanpa separuh jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun