Mohon tunggu...
Dessy Liestiyani
Dessy Liestiyani Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta, mantan kru televisi, penikmat musik dan film

menggemari literasi terutama yang terkait bidang pariwisata, perhotelan, catatan perjalanan, serta hiburan seperti musik, film, atau televisi.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

[Resensi Film] Mengenal Elvis Presley Melalui "Elvis" (2022)

6 Desember 2022   21:46 Diperbarui: 10 Desember 2022   09:56 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Harapan untuk bernostalgia dengan sensasi tersebut tentu saja memenuhi benak saya saat akhirnya berkesempatan menonton "Elvis". Sayangnya, saya merasakan jalan cerita "Elvis" ini mengalir lambat, bahkan setelah lebih dari setengah "perjalanan" film. 

Meskipun IMDB "menghadiahi" rating 7,4/10 pada saat tulisan ini dibuat, namun bagi saya film ini belum bisa mengemas konflik-konflik yang "biasa saja" itu menjadi menarik. Bahkan perkara "Elvis the pervis" yang saya singgung sebelumnya itu, seharusnya bisa "diselesaikan" dengan lebih sempurna, karena melibatkan konflik batin yang kuat.

Sebenarnya, saya bisa saja menyukai film dengan konflik yang "biasa saja", atau bahkan picisan. Karena, ada hal-hal lain yang bisa membuat film tersebut menjadi menarik. Salah satunya adalah akting para pemerannya. 

Namun saya tidak bisa merasakan emosi yang mendalam melihat Austin Butler memerankan sang megabintang. Menonton film ini tidak bisa membuat saya merasa ikut "menjadi" Elvis. Saya merasa, saya tidak bisa ikut larut dalam kejayaannya, tidak bisa jatuh cinta dengan sosoknya, bahkan saya tidak bisa ikut meratap ketika ibunda tersayangnya wafat.

Padahal, dari laman Wikipedia saya mengetahui bahwa akting Austin Butler di film ini diganjar penghargaan oleh "Hollywood Critics Association Midseason Film Awards" sebagai best actor. Tapi maaf, untuk hal ini saya sepertinya tidak sepakat. Lalu bagaimana dengan Tom Hanks yang memerankan Colonel Tom Parker, sang manager Elvis. Tentu saja saya tidak meragukan akting sang aktor senior peraih berbagai penghargaan ini. Namun, ini adalah film Elvis. Film tentang Elvis. Menurut saya, biar bagaimanapun Sang Elvis-lah yang menjadi pusat perhatian di sini, meskipun film ini dikemas dalam point of view sang kolonel.

Penempatan Tom Hanks sebagai "pencerita" ini sebenarnya bisa menjadi pembuka film yang cukup menarik. Apalagi, Tom seperti mengklarifikasi, menepis tuduhan-tuduhan bahwa ia lah yang "menghancurkan" sang bintang. Penonton yang bukan die-hard fans-nya Elvis pasti bertanya-tanya, "Lho, ada afa???"

Namun seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya, bagi saya film ini kurang bisa mengemas konflik-konfliknya dengan sempurna, sehingga saya merasa seperti banyak emosi yang hilang di sana. Kurang greget. Mungkin, itu ungkapan yang paling cocok bagi saya untuk menggambarkan film ini.

Selain itu, sebagai sebuah film biografi saya merasa film ini kurang lengkap menggambarkan kisah hidup sang bintang. Seperti misalnya mengapa di film ini tidak dipaparkan bagaimana Elvis Presley memulai debutnya di dunia film. Padahal selain menjadi penyanyi, Elvis Presley juga dikenal sebagai aktor. 

Dari laman Wikipedia saya mengetahui bahwa beliau telah membintangi lebih dari 30 film selama 1956-1972 lho. Saya sempat menduga, keminiman (jika tidak ingin dibilang tidak ada) "sejarah" Elvis di dunia film ini mungkin saja karena keterbatasan durasi film Elvis itu sendiri. Jadi bisa saja, "sejarah" ini menjadi tidak diprioritaskan untuk ditampilkan dalam film Elvis.

Kembali lagi, bagi saya ini adalah film Elvis; film biografi sang bintang. Rasanya tanggung jika hal ini pun tidak disinggung. Namun, beberapa kekecewaan saya agak sedikit terobati menjelang akhir cerita. 

Saya merasa mulai bisa menikmati film ini justru ketika sang kolonel -- yang mungkin tetap dianggap sebagai the bad guy meskipun film ini terkemas dalam point of view beliau- seperti layaknya sinetron mulai terbuka rahasianya, dan beliau melancarkan strategi-strategi untuk tetap "menguasai" sang bintang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun