Mohon tunggu...
Desri Coudia Marliana
Desri Coudia Marliana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Administrasi Pendidikan Universitas Jambi

Belajar. Hargai proses. Bertumbuh

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pentingnya Menanamkan Jiwa Toleransi Sejak Usia Dini Melalui Pendidikan Multikultural

14 April 2021   11:21 Diperbarui: 14 April 2021   11:35 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sebagaimana makin berkembangnya zaman saat ini, seluruh negara termasuk Indonesia dituntut melakukan perubahan dan menghadapi tantangan yang cukup besar dalam tatanan kehidupan masyarakat, berbangsa serta bernegara.  Era yang mana semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kita untuk menyikapi secara terbuka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam segala tatanan kehidupan, termasuk di dalamnya yaitu ragam, perbedaan, serta pluralisme budaya. Indonesia merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia. 

Hal tersebut dapat dilihat dari suku bangsa, ras, agama dan budaya yang sangat beragam di Indonesia. Keberagaman tersebut merupakan kenyataan historis dan sosial yang tidak dapat disangkal oleh siapapun itu. Dengan adanya keberagaman tersebut maka diperlukannya jiwa atau sikap toleransi untuk menciptakan kerukunan, salah satunya melalui pendidikan multikultural yang harus dikenalkan kepada masyarakat terutama pada anak usia dini. Berdasarkan pada laman jurnal yang berjudul Pendidikan Multikultural Sebagai Upaya Penguatan Nilai Karakter Toleransi Pada Anak Usia Dini di Perumahan PNS Kota Metro”, multikultural sendiri mempunyai pengertian yaitu “multi” yang artinya jamak atau plural, dan “kultural” yang artinya kultur atau budaya. 

Dalam pengertian tradisonalnya, multikultural mempunyai dua ciri utama yang mana: pertama, kebutuhan terhadap pengakuan (the need of recognition). Kedua, legitimasi keragaman budaya atau pluralisme budaya. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan multikultural merupakan proses dalam upaya menanamkan cara atau pola hidup tulus, menghormati, dan toleransi akan keanekaragaman suku, ras, budaya, serta agama yang terdapat ditengah-tengah masyarakat yang plural.

Indonesia merupakan sebuah negara yang mempunyai keberagaman agama serta budaya. Indonesia dinilai sebagai negara yang menjunjung tinggi toleransi. Namun, dikenyataannya, masih ditemukan sikap intoleran di  Indonesia. Contohnya, masih terdapat masyarakat yang yang berpandangan bahwasanya orang Padang (Minang) pelit, kemudian yang dilansir dari laman kompas.com, yaitu kasus yang terjadi di Bali pada tahun 2014 dimana berupa pelarangan penggunaan hijab di sekolah SMPN 1 Singaraja dan SMAN 2 Denpasar. 

Selanjutnya, yang baru-baru ini terjadi yaitu pada awal tahun 2020, seorang siswa aktivis Kerohanian Islam SMA 1 Gelomong, Sragen yang merundung siswa lain dikarenakan tidak berhijab. Dari kasus-kasus tersebut untuk upaya memperbaiki serta melangkah menuju Indonesia yang lebih baik, maka hal pertama yang dapat dilakukan yaitu menanamkan sikap toleran yang harus dibangun melalui upaya pendidikan di lingkungan masyarakat terlebih dahulu, terlebih pada anak usia dini. 

Karena hal tersebut dapat memengaruhi pola hidup bangsa dalam kehidupan sehari-hari dalam upaya membangun Indonesia yang lebih baik. Selain itu, dengan melihat keadaan Indonesia yang multicultural, maka perlu adanya pengembangan terhadap sikap toleransi dalam kehidupan bermasyarakat melalui pendidikan multikultural.

Pendidikan multikultural memberikan alternatif-alternatif melalui pengimplementasian dan konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat seperti keragaman etnis, budaya, agama, status sosial, ras, gender, bahasa,  kemampuan, serta umur. Selain itu senantiasa yang terpenting, strategi pendidikan multikultural tidak hanya memiliki tujuan supaya peserta didik mudah memahami pelajaran yang dipelajari, namun juga bertujuan guna memberikan peningkatan pada kesadaran peserta didik supaya selalu bersikap humanis, pluralis dan demokratis. 

Dalam pendidikan multicultural, yang menjadi hal terpenting yaitu seorang guru yang notabenenya merupakan seorang pendidik tidak hanya di tuntut untuk dapat menguasai dan mampu secara profesional mengajar mata pelajaran yang diajarkannya saja. Lebih dari itu seorang pendidik juga harus mampu menanamkan nilai-nilai inti dari pendidikan multikultural seperti demokrasi, humanisme dan pluralism kepada peserta didiknya.

Maka dari itu, upaya yang perlu dilakukan dalam menanamkan sikap toleransi sejak usia dini melalui pendidikan multikultual. Pendidikan multikultural sangat penting di tanamkan sejak anak usia dini, karena bnyak sekali keuntungan yang akan diperoleh yaitu seperti penguatan karakter toleransi pada anak usia dini, penanaman karakter toleransi membuat anak-anak saling menghargai satu sama lain dan memahami keaneragaman suku, budaya dan agama di antara mereka. 

Selain itu, upaya yang dapat dilakukan untuk menanamkan sikap toleransi yaitu dengan pendidikan multikultural yang ada di sekolah dasar. Upaya tersebut diantaranya pertama, yaitu perlu adanya revitalisasi nasionalisme yang mengarah pada integritas nasional dan nasionalisme yang menghargai perbedaan kultural. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan pendidikan keluarga dan pendidikan dalam masyarakat yang diselenggarakan melalui teladan dan pembiasaan. Dari hal tersebut, maka peran pendidik disini sangatlah menentukan. 

Karena pendidikan di sekolah dasar dianggap sangat penting menanamkan nasionalisme sejak usia dini, sehingga nilai nasionalisme yang ditanamkan sejak dini terpatri dan akan terbawa sampai dewasa nanti. Penanaman nilai tersebut dapat dilakukan melalui nyanyian, permainan peran, taladan, dongeng, dan sejenisnya yang dapat menggugah anak. Kedua, kurikulum di sekolah dasar perlu dirancang yaitu dengan memberikan muatan guna menanamkan jiwa nasionalisme, dimana nasionalisme yang mengakui adanya perbedaan kultural, ras, suku dan lainnya. Ketiga, pembelajaran multikultural perlu dikembangkan pada pendidikan sekolah dasar. Hal tersebut dikarenakan melalui pembelajaran multikultural maka dapat melahirkan warga negara yang berjiwa toleransi, nasionalisme, menghargai perbedaan, menghormati perbedaan, berpikiran global dalam konteks masyarakat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun