Mohon tunggu...
Desi Sommaliagustina
Desi Sommaliagustina Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Ilmu Hukum Universitas Dharma Andalas, Padang

Sebelum memperbaiki orang lain lebih baik memperbaiki diri kita dahulu |ORCID:0000-0002-2929-9320|ResearcherID: GQA-6551-2022|Garuda ID:869947|

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maraknya Kasus Bullying di Kampus, Pentingnya Peran Orangtua

28 Mei 2023   19:32 Diperbarui: 28 Mei 2023   19:54 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bullying di kampus bukanlah hal yang baru lagi. Dari tahun ke tahun, laporan akan kasus bullying semakin meningkat, tak terlepas kejadian ini terjadi pada mahasiswa. 

Dengan maraknya kasus kekerasan dalam dunia pendidikan pada tingkat  perguruan tinggi, hal ini harus menjadi perhatian kita bersama. Termasuk orang tua, kenapa? 

Setiap orang tua wajib memberikan perhatian ekstra kepada anaknya. Karena dampak dari tindakan bullying ini tidak bisa dianggap sepele. Korban bullying dapat mengalami trauma psikis dan kehilangan rasa percaya diri.

Bullying ini merupakan suatu aksi atau serangkaian aksi negatif yang seringkali agresif dan manipulatif, dilakukan oleh satu atau lebih orang terhadap orang lain atau beberapa orang selama kurun waktu tertentu, bermuatan kekerasan, dan melibatkan ketidakseimbangan kekuatan.

Pelaku biasanya mencuri-curi kesempatan dalam melakukan aksinya, dan bermaksud membuat orang lain merasa tidak nyaman/terganggu, sedangkan korban biasanya juga menyadari bahwa aksi ini akan berulang menimpanya. 

Beberapa ciri-ciri  atau gejala-gejala korban bullying seperti; kesulitan tidur , malas ke kampus tanpa alasan yang jelas, menurun minat pada hal yang seharusnya ia sukai, emosi yang tidak stabil, tidak konsentrasi dan terlihat lesu, gelisah, dan mudah putus asa.


Salah satu ciri korban bullying yang terjadi dilingkungan kampus  adalah takut untuk datang ke kampus. Bullying di Kampus dapat diartikan sebagai tindakan penindasan terhadap teman kampus yang dianggap lebih lemah atau paling lemah. 

Tindakan bullying dapat bermacam-macam jenisnya, mulai dari penindasan verbal berupa ejekan atau ledekan, hingga kekerasan fisik. Dalam lingkungan kampus, tindakan bullying ini bisa diartikan sebagai warisan turun-temurun yang tidak berujung. Siklusnya selalu sama dari waktu ke waktu.


Sama seperti kasus-kasus kekerasan pada umumnya, bullying di kampus juga dapat meninggalkan efek, baik bagi korban maupun bagi pelaku. Korban bullying dapat mengalami krisis identitas, kehilangan rasa percaya diri, benci ke sekolah, hingga trauma yang mendalam. Sedangkan pelaku, jika terus dibiarkan dia akan tumbuh menjadi sosok yang kejam bahkan jahat. Sayangnya, tidak semua orang tua menyadari bahwa anaknya menjadi korban bullying. Ditambah, si anak juga takut mengungkapkan perlakuan penindasan yang dia terima.


Bullying Verbal, mengutip Coloroso dalam jurnal berjudul Faktor yang Mempengaruhi Remaja dalam Melakukan Bullying (hal. 328) menyatakan bahwa bullying verbal adalah salah satu bentuk bullying. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun