Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengenal "Duck Syndrome" Suatu Kondisi yang Terlalu Ambisi, Berikut 3 Solusi Menghadapinya

17 September 2021   21:52 Diperbarui: 24 Mei 2022   09:45 1580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi duck syndrome yang sedang dialami oleh remaja. Sumber: Pexels/Ivan Samkov via Kompas.com

Setiap insan di dunia ini sudah memiliki takarannya masing-masing, baik proses yang dijalaninya serta porsi yang akan didapatkannya.

Seperti yang telah dijelaskan diatas, ketika kamu diserang oleh duck syndrome, bahwa "kamu rela melakukan berbagai macam cara agar semua keinginanmu dan predikat yang kamu miliki sejak dibangku sekolah menengah atas tidak akan pernah lepas ketika kamu sudah memasuki dunia perkuliahan".

Namun, kamu sendiri tidak menyadari bahwa porsi pendidikan di dunia sekolah, bisa dikatakan berbeda dengan porsi pendidikan di dunia perkuliahan.

Materi yang akan diserap juga lebih kompleks dan berpusat pada materi di setiap jurusan yang kamu ambil. 

Itulah sebabnya, kamu sendiri harus memahami bahwa setiap insan yang hidup di muka bumi ini memiliki porsi hidupnya masing-masing. 

Sehingga kamu bisa berpikir jauh lebih jernih, dengan tidak memaksakan kehendak, dengan tidak perlu melakukan sesuatu hal diluar batas kemampuanmu. Seperti yang telah dijelaskan pada poin pertama...

Catatan:

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang terserang duck syndrome. Penjelasan pada artikel di atas hanya digunakan untuk memfokuskan pada satu permisalan saja.

Selain itu, kamu sendiri tidak bisa sembarangan dalam memberikan self diagnose. Apabila kamu merasa ada yang tidak baik dengan kesehatan mental, ada baiknya, kamu berkonsultasi dengan ahlinya. 

Saya mohon maaf apabila ada salah kata di dalam penulisan artikel ini. Semoga informasi ini bisa bermanfaat.

Thanks for reading 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun