Hadirnya breadcrumbing di era digital seperti sekarang ini, mampu membuat para objek sasarannya menaruh hati, hingga terhanyut pada perasaan cinta yang dimulai dari sebuah rayuan. Benarkah demikian?
Bread, satu kata yang mengingatkan kita pada salah satu kosakata dari bahasa inggris yang berhubungan dengan roti. Tentu saja ini roti, setiap roti yang disajikan selalu memiliki aneka ragam rasa.
Tinggal kita pilih saja mau roti dengan toping apa, ada yang coklat, keju atau strawberry. Ditambah lagi dengan aneka rasa, bisa manis ataupun asin. Tergantung dari selera kita masing-masing, alias bisa dipilih.
Namun ternyata, selain bread yang sangat bermanfaat untuk mengisi volume di dalam perut, ada juga bread yang mampu menguras pikiran, serta perasaan seseorang yang sedang dilanda badai percintaan dan ini dikenal dengan istilah breadcrumbing.
Mungkin sebagian besar dari kalian akan bertanya-tanya dengan kata breadcrumbing ini, kenapa kata breadcrumbing bisa ikut serta di dalam dunia percintaan, khususnya di era digital seperti sekarang ini?Â
Mari kita bahas secara bersama-sama, kenapa bisa breadcrumbing ikut serta terjun dan berhasil eksis di dunia percintaan.Â
Selain dari istilah ghosting dan zombieing yang lebih dulu eksis menghiasi dunia percintaan. Di mana semuanya lebih menjurus kepada dunia percintaan di era digital seperti sekarang ini. Maka hadirlah istilah-istilah sedemikian rupa.
Dilansir dari truthfinder.com bahwa breadcrumbing menurut Urban Dictionary mengacu pada tindakan mengirimkan sebuah pesan teks yang menggoda, tetapi tidak akan berkomitmen kepada lawan jenisnya, untuk memikat tanpa harus mengeluarkan banyak upaya.
Kita ambil ilustrasi secara sederhana tentang breadcrumbing di dunia percintaan pada era digital seperti sekarang ini.