Perilaku Ina inilah yang membuat Rusyda semakin bingung. Hingga akhirnya, Rusyda memutuskan untuk menemui Ina di ruang kerjanya.
"Sayang, kamu kenapa? Pesanku, teleponku kenapa semuanya kamu abaikan, ada apa ini?", tanya Rusyda.
"Pikir saja sendiri", jawab Ina singkat dengan nada ketus.
"Lho kok begitu yang, aku salah ya? Tapi salah apa yang?", tanya Rusyda kembali dengan tetap tenang.
"Udah tau salah masih banyak nanya lagi, udah ah, aku lagi males ngomong sama kamu, aku lagi kerja ini, mau sampai kapan kamu di sini?"
"Mau sampai kapan pun aku akan tetap bersamamu, yaudah kerja yang rajin, kalau enggak marah lagi nanti kirim pesan ke aku yah yang", ucap Rusyda dengan cepat.
Seketika itu, dirinya langsung pergi dari ruangan kerja Ina, sebelum Ina membalas pernyataanya.
Dari ilustrasi di atas, kita bisa menarik sebuah kesimpulan, penyebab mendasar timbulnya silent treatment ala kawula muda yang masih bersifat kekanak-kanakan tersebut disebabkan oleh:
- Tingkat egois yang terbilang sangat tinggi
- Tidak peduli dengan perasaan pasangan, apakah baik mendiamkannya tanpa sebab seperti itu?
- Suka menciptakan masalah dengan sendirinya, yang sebenarnya itu bukanlah sebuah masalah bila dihadapi dengan menggunakan kepala dingin
Pertanyaannya, apakah silent treatment baik bila diterapkan kepada pasangan? Tentu saja tidak. Silent treatment bagaikan hukuman yang tidak jelas arahnya dan tentu saja perilaku seperti ini akan menyebabkan hubungan ke arah yang tidak sehat.
Silent treatment bisa terjadi karena masalah sepele yang nyatanya dan seharusnya tidak perlu dibesar-besarkan, seperti halnya pada ilustrasi di atas.
Maka dari itu, tanamkanlah prinsip ini agar tidak menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang telah menjadi pelaku dari silent treatment, agar hubungan kalian dengan pasangan tetap terjalin dengan baik, seperti: