Ketiga, ingin selalu tampil sempurna
Tampil sempurna disini bukan merupakan gaya ataupun fashion yang digunakan oleh seseorang. Melainkan lebih menjurus pada suatu pekerjaan yang harus dilakukan dengan sangat baik, agar mampu tampil dengan begitu sempurna.
Itulah salah satu karakter dari para pelaku workaholic, dirinya tidak ingin memiliki kegagalan di dalam dunia pekerjaan yang digelutinya. Memang, tidak ada yang salah dengan keinginan yang kuat agar tidak terjadi kegagalan di dalam suatu pekerjaan.
Akan tetapi, para pelaku workaholic terkadang suka lupa bahwa tidak ada sesuatu yang sangat sempurna di dunia ini. Ibaratnya seperti frekuensi suatu gelombang, yang terkadang bisa naik ataupun bisa turun, sangat wajar bila hal tersebut bisa terjadi.Â
Selalu tampil ingin sempurna inilah yang tidak jarang menyiksa diri para pelaku workaholic, karena sudah sangat terobsesi dengan pekerjaan, hingga akhirnya melakukan berbagai macam cara agar pekerjaannya mampu tampil dengan sempurna.
Keempat, sistem kerja yang tidak teratur
Seperti yang disebutkan pada tanda bagian pertama, para pelaku workaholic tidak terlalu memperdulikan yang namanya hari libur. Hal ini telah menunjukkan bahwa sistem kerja yang diterapkannya tidaklah beraturan.
Bisa dikatakan dirinya memang sangat cinta dan senang dalam bekerja, sampai-sampai lupa waktu untuk memanjakan dirinya sendiri.Â
Singkat cerita, dirinya telah kecanduan untuk selalu bekerja dan bekerja. Tanpa bekerja, hampalah hidupnya.
Senang bekerja itu sangat baik, berarti kita sudah memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaan yang telah kita tekuni.
Secara tidak langsung kita tidak mengabaikan pekerjaan tersebut, yang tidak baiknya itu adalah terlalu tergila-gila terhadap pekerjaan hingga sampai lupa waktu, kapan saatnya bekerja dan kapan saatnya memanjakan diri sendiri.