Perilaku seperti ini tentunya dapat menimbulkan simbiosis parasitisme, di antara orang yang mengagumi dan yang dikagumi, karena tindakan yang dilakukan oleh para pelaku erotomania sudah lebih dari ambang batas kewajaran.Â
Biasanya para pelaku erotomania ini akan melakukan tindakan, seperti:
Pertama, selalu membicarakan objek sasarannya
Perilaku pertama yang sering ditunjukan oleh para pelaku erotomania adalah selalu membicarakan sang idola (seperti ilustrasi di atas).
Membicara seseorang yang kita idolakan kepada orang lain itu sangat wajar bila terjadi, layaknya orang yang sedang jatuh cinta.
Perhatikan saja teman, saudara atau siapapun itu yang memiliki idola, baik itu aktris, aktor, penyanyi ataupun chef. Tidak jarang, mereka akan secara berkala membicara orang yang bersangkutan, karena rasa kagum terhadap orang tersebut.
Tindakan yang dilakukannya tentu masih dalam batas kewajaran, karena membicarakan hanya sebatasnya saja.
Namun tidak dengan pelaku erotomania, dirinya akan terus membicara sang idola yang dikaguminya tersebut. Serta memiliki keyakinan kuat bahwa orang yang dikaguminya itu memiliki perasaan terhadapnya.
Dirinya sangat yakin bahwa idola tersebut telah jatuh cinta secinta-cintanya dengan dirinya. Padahal ini hanyalah delusi semata.Â
Nyatanya, mereka tidak pernah bertemu ataupun berkomunikasi. Ini yang tidak wajarnya, ibaratnya telah memaksa orang lain untuk menjadi miliknya.