"Semua password sosial mediamu aku yang pegang dan jangan pernah chatting laki-laki lain, termasuk temanmu sendiri apabila tidak ada kebutuhan penting tanpa seizinku".
Sudah terlihat secara jelas, bahwa dirinya tidak mempercayai pasangannya. Dirinya takut bila pasangannya akan berpaling, sehingga peraturan tidak masuk akal seperti ini akan diterapkannya.
Apabila hal ini terjadi, sudah bisa dipastikan hubungan yang akan dijalani bagaikan penyiksaan batin tiada henti. Walaupun dituruti, pasti akan dijalani dengan berat hati.
Ketiga, menciptakan perselisihan
Dampak selanjutnya sudah bisa dipastikan akan terjadi. Apabila pengekangan sudah menyiksa batin, dan tidak adanya rasa kepercayaan pada pasangan, sudah bisa dipastikan perselisihan akan terjadi.
Bom waktu yang sudah tertanam selama ini, akan meledak dengan sendirinya. Siapapun itu, tidak akan mampu bertahan di dalam hubungan yang terjalin secara tidak sehat.
Bukannya kebahagiaan yang diperolehnya, melainkan peraturan yang sulit diterima dengan logika lah yang diterimanya (contoh peraturan nomor satu hingga nomor lima).
Pembuat peraturan, merasa sangat benar apa yang dilakukannya. Sedangkan penerima peraturan, merasa lelah dengan sikap pasangannya.
Tidak bisa dipungkiri lagi, perselisihan akan terjadi. Hingga akhirnya lebih memutuskan untuk pergi (break up). Apabila sudah seperti ini, siapa yang akan merugi.
Come on. Hubungan yang baik dan indah bisa tercipta tanpa sebuah peraturan yang berlebihan
Komunikasi yang baik, serta saling mempercayai adalah salah satu contohnya. Tanpa perlu memaksa, nyatanya kita tetap mampu membuat hubungan terjalin dengan lebih sehat.
Sebagai pengingat. Jangan mau terlalu di atur oleh pasangan, terlebih lagi masih dalam tahap berpacaran. Secara tidak langsung, dirinya tidak menerima kita apa adanya, karena dengan berbagai macam cara telah merubah pola hidup kita sebelumnya.Â