Nissa yang sedari tadi bertanya, tak berani menatap langsung mata sang pembicara. Nissa hanya bisa menatap sekali-kali diikuti dengan tundukkan pandangan. Nissa tidak berani menatap terlalu lama. Kebiasaan inilah yang sudah mengakar pada dirinya.
Tidak disangka, Ghazali sang pembicara pada acara tersebut malah terpesona melihat sikap pemalu dari khairunissa.
"Wa'alaikumussalam, maaf sebelumnya apakah Khairunissa akan di khitbah oleh seseorang ?"
"Belum ada dan semoga cepat dipertemukan" ucap Nissa, diikuti dengan gelengan kepala sembari tetap menundukan pandangan dari sang pembicara"
"Baiklah saya akan menjawab pertanyaan dari Khairunissa. Apabila ada seorang laki-laki yang baik agamanya datang mengkhitbahmu maka terima lah. Insya allah itulah yang terbaik yang dikirimkan. Namun apabila dirimu masih ragu untuk menerimanya, mintalah petunjuk kepada Allah SWT. Come to him, talk to him with shalat istikharah. Â Semuanya akan diberikan petunjuk oleh Allah SWT"
****
Keesokan harinya di hari senin, Ghazali kembali beraktivitas seperti biasa. Yaa memberikan ilmu disalah satu Universitas Tinggi di Kota Kembang.
Siapa sangka sehari setelah dirinya menjadi pembicara di forum islami tersebut, membuat dirinya teringat akan sosok Khairunissa. Gadis berkerudung merah muda yang begitu pemalu. Itulah penafsiran singkat Ghazali ketika teringat akan sosok gadis tersebut.
Dimana aku mencarinya. Bisik Ghazali di dalam hatinya.
Akhirnya Ghazali pun mencoba mencari tau keberadaan gadis yang telah membuatnya menjadi penasaran begini, dengan bertanya kebeberapa panitia yang menyediakan tiket bagi peserta yang mengikuti acara tersebut. Namun hasilnya sia-sia, tidak ada yang mendaftar atas nama Khairunissa.
"Kok bisa yaa, apa kemarin itu bukan nama aslinya" ucap Ghazali melalui sambungan telepon