Mohon tunggu...
Desi Fatmawati
Desi Fatmawati Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Jarene bapak " gak oleh sombong"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dampak Negatif, "Jangan!"

24 April 2018   06:07 Diperbarui: 24 April 2018   08:27 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Orang tua yang mempunyai anak di usia balita memang akan kerap heran dengan segala tingkah laku yang dilakukannya. Ada kala orang tua akan berteriak keras untuk menghentikan perbuatan si anak, misalnya saat anak mulai mengacak-acak deretan buku, atau memporak-porandakan seisi rumah.

Pada saat demikian, kata pertama yang akan dikeluarkan orang tua adalah kata 'Jangan'. Namun, orang tua harus berhati-hati pada setiap kata yang Anda ucapkan, bukannya menghentikan si anak malah kata-kata itu justru berdampak buruk bagi anak.

Menurut psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psi, orang tua disarankan untuk menghindari kalimat negatif yang mengandung kata 'Jangan!' Selain mereka sedang anti dilarang, anak juga masih sulit menyimpulkan bentuk kalimat negatif. Contohnya saat anak mencoret tembok, orang tua akan melarang dengan kalimat 'Jangan mencoret tembok nak!' Padahal menurut penelitian, larangan demikian hanya akan menyebabkan rasa percaya diri anak tidak berkembang maksimal. Akibatnya, saat anak bertumbuh besar anak akan takut melakukan sesuatu hal yang berisiko. Bahkan anak akan tumbuh dengan karakter rasa minder yang tinggi, apatis dan agresif.

Bagi para orang tua yang masih menerapkan hal ini bisa mencontoh pola asuh yang diterapkan aktor kawakan sekaligus sutradara film, Lukman Sardi ini. Sebagai orang tua modern, Lukman kerap menangani ketiga anaknya dengan membiasakan diri untuk tidak mengucapkan kata 'Jangan' kepada mereka. Menurutnya, kata 'jangan' bisa membentuk pribadi anak menjadi tidak berani.

"Aku sering enggak bilang 'jangan' karena nanti jadi enggak mau mengambil risiko," ujar Lukman beberapa waktu silam.

Dibanding harus menggunakan kata negatif tersebut, Lukman lebih memilih untuk mengawasi mereka sambal terus mengingatkan untuk berhati-hati. "Kalau misalnya mereka turun tangga, jangan bilang ke anak 'Awas jatuh! Aku awasi mereka dan bilang mereka untuk hati-hati," terangnya.

Memang akan terkesan sulit bagi orang tua untuk melarang anak dengan bentuk yang berbeda, namun bukan tidak mungkin cara lain juga bisa diterapkan orang tua untuk menggantikan kata 'Jangan' kepada anak, yaitu dengan menggunakan kata yang lebih positif. Gunakan kalimat yang lebih positif dan membuat anak merasa diizinkan melakukan yang dia inginkan dengan lebih baik. 

Misalnya, saat anak mencoret dinding orang tua bisa mengucapkan kalimat seperti: Nak, coret-coret di kertas aja, nanti dindingnya kotor dan susah dibersihin loh! Atau menggunakan kata jangan hanya untuk sesuatu hal yang sangat penting saja. Misal, ketika anak menyakiti orang lain, maka ucapkan kalimat: Nak jangan dipukul, nanti dia nangis loh.

Adalah penting bila orang tua menerapkan pola asuh yang baik kepada anak sejak dini. Karena setiap hal yang mereka dapatkan sejak kecil akan mempengaruhi anak di masa dewasanya. Mari belajar untuk membangun generasi bangsa yang baik sejak saat ini!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun