Mohon tunggu...
Desi Fatmawati
Desi Fatmawati Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Jarene bapak " gak oleh sombong"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tulisan Arabku sebagai Contoh Anak Didikku

25 November 2017   09:28 Diperbarui: 25 November 2017   10:27 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita mungkin sudah sering mendengar julukan guru sebagai "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa". Julukan itu bukan hanya untuk menggambarkan keikhlasan seorang guru, tetapi juga mengungkapkan bahwa kita sering melupakan nasib para pahlawan ini. Para guru memang tidak mengharapkan penghargaan berupa tanda jasa, tapi tidak berarti kita tidak memberi penghargaan yang layak untuk jasa yang besar dari para guru. Guru lah yang membuat kita seperti saat ini, yang dulunya di didik dan di fahamkan dengan penuh kesabaran diberi ilmu dengan penuh keikhlasan.

Dan guru merupakan orang tua kedua tempat di mana kita di asuhnya di sekolah. Seperti yang dikatakan bapak pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara mengatakan : "Ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso, tut wuri handayani". "yang di belakang memberikan dorongan atau dukungan, yang di tengah mengembangkan atau produktif, yang didepan menjadi panutan atau pemimpin.  Jadi, semua guru adalah pemimpin dan panutan bagi muridnya ke arah jalan yang benar yaitu masa depan. 

Guru termasuk salah satu sikap atau prilaku yang patut di contoh  bagi para muridnya, dengan contoh yang mudah yaitu dengan menulis di depan anak didiknya dengan menulis bahasa arab, jika tulisan pendidiknya bagus maka merasa tidak malu memberikan contoh tulisanya tersebut.

Saya Desi Fatmawati, sebagai mahasiswa di jurusan pendidikan islam anak usia dini (PIAUD) yang pastinya sebagai tenaga pendidik di RA/TK  lainya, ku akui bahwa tulisan arabku bisa dibilang jelek tapi saya tidak berhenti belajar supaya bagaimana tulisan arabku bisa bagus dan nantinya bisa di contoh untuk anak didikku.

Saat perkuliahan program khusus pengembangan bahasa arab (pkpba) ada seorang ustadzah beliau bernama Nuril Mufidah, beliau juga salah satu pendidik di perkuliahan tersebut di fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan beliau juga memberikan motivasi atau dorongan untuk anak didiknya di bangku kuliah, beliau pernah bicara. " jika tulisan arab kamu jelek maka perbaikilah, jika masih jelek berusahalah, dan jika masih jelek tanamkan kedalam hati bahwa aku bisa, aku bisa, aku bisa, menulislah dengan pelan  soalanya kalian nanti sebagai  pengajar tidak mungkin seorang pengajar tulisannya jelek, jika tulisanmu jelek malu di contohkan ke anak didik". Suatu saat tulisanmu itu akan menjadi kenangan yang manis, dan jangan berhenti untuk belajar. Belajar, belajar dan terus belajar.  Ingat apa tujuanmu saat ini, perjuangkanlah dan kejarlah.

Dok.pribadi
Dok.pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun