Mohon tunggu...
Desi Ariani
Desi Ariani Mohon Tunggu... -

untuk lebih baik...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Terintegrasinya Seluruh Indra Dalam Proses Menulis

5 Oktober 2011   12:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:18 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jiwa akan menggerakan sel-sel tubuhmu untuk bergerak dan mensuply darah ke otak dengan denyut jantung yang selalu memberikan adrenalin untuk beraktivitas dengan semangat insulin yang diberikan pada tubuhmu sehingga akan membuatmu menjadikan motivasi dalam dirimu bangkit dan bergairah.

Menulis bagiakan kumpulan jiwa dan raga dengan kumpulan yang terakomodasi di dalam tubuh.Walaupun tubuh kita gagah perkasa namun jiwa yang menggerakkan kita untuk menulis itulah memerlukan daya dorong yang kuat yaitu batin kita juga ikut serta dalam kegiata menulis.

Tak bisa dianggap remeh bahwa terkadang penulis hanyalah menulis dan tidak action keluar yaitu boleh disebut tak ada aplikasi ke lapangan hanyalah sekedar menulis saja. Menulis bukan hanyalah sekedar itu.Bahkan menulis bisa diartikan meliputi banyak kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan nyata dengan menangkap hasil apa yang ia lihat, ia dengar, ia pikir, dan ia rasakan. Jadi boleh dikata kegiatan menulis meliputi berbagai organ yang saling tergabung untuk membentuk satu kesatuan yang utuh menjadi sebuah tulisan yang menarik yang mampu mengkomunikasikan dengan orang lain.Layaknya kegiatan bicara, menulis lebih dari pada itu, saluran otak akan bekerja maksimal ketika seseorang mampu menuliskan segala sesuatu apa yang didengar tentu mendengar tidak terlepas dari kegiatan bicara.

Namun anehnya terkadang dapat ditemui seseorang yang pandai sekali dalam mengungkapkan istilah yang puitis nan indah di dalam tulisannya namun tak selaras dengan sewaktu ia berkata-kata dalam kegiatan bicara bahkan terkadang ia canggung, gagap dan terasa grogi untuk berhadapan dengan orang banyak. Sabaliknya ada seseorang yang tak mampu menuliskan dalam bentuk tulisan namun ketika ia diminta bicara ia secara otomatis mampu mengungkapkan kata-kata dengan lugas, baik, sopan yang berbeda sama sekali apa yang telah ia tuliskan. Apa yang salah dari proses berfikir seperti ini ya? Mungkin orang yang ahli psikologi mampu menjawabnya. Entahlah.Namun ada yang bisa dua-duanya ia mampu menuliskan apa yang ada dalam pikirannya dengan baik dan saat ia bicara juga tutur katanya juga santun seperti apa yang ia tuliskan.

Sebenarnya proses dari pikiran manusia itu yang mampu menentukan seseorang untuk meraih kesuksesan intinya adalah komunikasi.Komunikasi itu bisa berawal dari pembicaraan dan tulisan. Namun agaknya kekuatan tulisan itu yang mampu lebih dasyat dari sekedar bicara. Karena seseorang yang telah sampai proses komunikasi lewat tulisan itu sudah lebih kompleks daripada sekedar bicara.

Bisa diasosiasikan ketika bayi yang baru lahir secara otomatis akan mengeluarkan tangisan keras dan ketika menginjak umur 4 bulan-5 bulan ia mulai bisa mengeluarkan suara yang memang sudah mampu menangkap dari komunikasi orang disekitarnya walau masih sekedar dengan bahasa bayi yang mana ia sudah mempunyai reflek/rangsangan dari apa yang ada disekitarnya. Kemampuan itu bisa diartikan kemampuan awal yang dalam berkomukasi dan sesungguhnya adalah berbicara.Jadi dapat disimpulkan bahwa dari melihat asosiasi itu sudah barang tentu tahapan dalam menulis lebih sudah lebih kompleks dari sekdar bicara.

Itulah pendapat pribadi ku sendiri berkenaan dengan menulis. Apabila ada pendapat yang kurang setuju mohon maaf, kerena hal itu bukan menurut para ahli bidang yang mengetahui seluk beluk mengenai tulisan dan juga tidak ada literatur khusus yang dijadikan acuan dalam penulisan artikel di atas. Terimakasih. Salam Kompasiana.Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun