Mohon tunggu...
Desi
Desi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa PPG Prajabatan

Acute daydreamer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Kenali Holiday Blues saat Idul Fitri: Kesepian dan Kehampaan di Hari Raya

21 April 2023   22:43 Diperbarui: 22 April 2023   13:14 1712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Andrew Neel/PEXELS

Seperti namanya, hari raya Idul Fitri sudah sepatutnya dirayakan dengan suka cita sebagai bentuk syukur atas kembalinya jiwa dan raga kita pada fitrahnya yang suci. Pada momen ini semua umat muslim yang merayakan merasakan kebahagiaan dan kehangatan dengan berkumpul bersama sanak saudara, saling memohon maaf dalam pelukan hangat, serta beramah tamah dengan menyantap hidangan khas hari raya.

Namun, sebagian orang justru merasakan hal yang betolak belakang. Momen lebaran tidak menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu sebab di hari-hari besar seperti Idul Fitri, sebagian orang malah merasakan kesepian dan perasaan hampa yang mendalam. Fenomena ini dikenal pula dengan istilah holiday loneliness atau holiday blues. 

Hal ini umumnya dialami oleh orang yang merasa tidak memiliki hubungan yang erat dengan keluarga atau teman-teman dekat. Selain itu, terdapat beberapa kemungkinan yang menjadi penyebab dari rasa kesepian saat hari raya, diantarnya:

1. Kehilangan Seseorang yang Disayangi

Perasaan bahwa sosok yang disayangi tidak lagi menjadi bagian dari momen lebaran tentu akan menghadirkan rasa kehilangan yang mendalam. Wajar jika bagi seseorang yang kehilangan sosok yang disayangi, hari raya tidak terasa semenyenangkan sebelumnya ketika orang tercinta masih di sisinya.

2. Jauh dari Keluarga atau Orang Tersayang

 Salah satu penyebab utama dari rasa kesepian saat hari raya adalah jauhnya seseorang dari keluarga atau orang tersayang. Hal ini mungkin paling dirasakan oleh orang-orang yang merantau untuk bekerja, berkeluarga, atau studi jauh dari keluarga hingga terpisah kota bahkan pulau. Hal ini menyebabkan mereka tidak dapat merasakan kebersamaan di momen hari raya sehingga merasa kesepian dan hampa.

3. Kesulitan Berpartisipasi dalam Kegiatan Sosial

Seseorang yang merasa tidak bisa berpartisipasi dalam kegiatan sosial saat hari raya, seperti pesta atau pertemuan keluarga, mungkin merasa kesepian dan terasing. Hal ini bisa terjadi karena faktor kesehatan, finansial, atau bahkan karena perbedaan pandangan dengan keluarga atau teman-teman.

4. Perbedaan Budaya dan Tradisi

Kita sering merindukan momen lebaran yang biasa kita rasakan di masa kecil. Seiring berjalannya waktu, sebagian dari kita berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bertemu orang baru, serta tradisi dan kebiasaan baru yang jauh berbeda dengan apa yang terasa familiar bagi kita. Perbedaan budaya dan tradisi bisa membuat seseorang merasa tidak nyaman atau tidak diterima di lingkungan sosial yang berbeda, sehingga memicu rasa kesepian.

Perasaan kesepian dan hampa pada hari raya ini tidak boleh disepelekan karena dapat berimbas pada kesehatan mental seseorang.

Maka dari itu, hal ini perlu diatasi dengan cara-cara yang tepat. Misalnya menghubungi orang-orang terdekat yang kita percaya untuk berbagi perasaan, mengalihkan perasaan sedih dengan kegiatan yang dapat membantu kita keluar dari pikiran kita sendiri seperti menonton film atau bermain game.

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa lingkungan sosial dan dukungan sosial memiliki peran besar dalam kesejahteraan mental seseorang. Sebab dengan berbagi dan  memberi dukungan, kepada satu sama lain, seseorang akan merasa terhubung dan lebih memaknai nilai dari perayaan hari raya  itu sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun