Mohon tunggu...
Desfina Citra
Desfina Citra Mohon Tunggu... Mahasiswa - 22107030024 uin sunan kalijaga yogyakarta

prodi ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Ribuan Kendaraan di Jambi Terjebak Macet 22 Jam!

1 Maret 2023   19:28 Diperbarui: 2 Maret 2023   08:36 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemacetan ini terjadi di daerah Simpang Tembesi, Kabupaten Batanghari, Jambi. Kemacetan sepanjang 15 kilometer dan penuh kendaraan dari pukul 10.00 WIB pada hari Selasa (28/02/2023) hingga hari Rabu pukul 08.00 WIB (01/03/2023), kemacetan belum juga teratasi.

Akibat kemacetan yang terjadi banyak sekali supir yang mengalami kerugian, seperti ikan-ikan yang mati, uang setoran yang habis akibat dari macet, bahkan ada seorang yang sakit saat itu dan hingga akhirnya nyawanya tak terselamatkan.
Para supir akhirnya mau tak mau turun tangan untuk mengatur lalu lintas sendiri, karena tidak ada petugas yang berjaga pada saat itu.

"Mereka enak enak tidur, kita begadang semalaman di jalan. Ini bukan lagi macet. Tapi tidak bergerak. Hanya Tuhan yang tahu, kapan kemacetan ini akan terbuka," kata Doni sopir pengangkut ikan, Rabu (1/32023) dikutip Kompas.com

Supir-supir truk mengatakan bahwa mereka sudah terbiasa terjebak macet disini, hal ini disebabkan oleh truk batubara yang bergerak pada waktu yang sama pada malam hari untuk mengangkut batubara dari daerah tambang ke Pelabuhan Talang Duku, Kabupaten Muorojambi.

Sementara itu, Rendi supir truk batubara mengatakan bahwa ia sering disalahkan atas kemacetan di kawasan tersebut, yang sering terjadi, namun tidak ditemukan solusinya. Karena perintah pemerintah untuk pengiriman batu bara baru diperbolehkan pada pukul 18.00 WIB.

"Jumlah armada memang banyak, belasan ribu. Kalau batu bara boleh lewat siang, maka kemacetan tidak parah. Kemacetan ini karena ribuan truk batu bara serentak keluar dari tambang, jadi penuh lah jalan," kata Rendi dikutip Kompas.com

Rendi dan supir batu bara lainnya berharap, pemerintah menetapkan system kuota dan penjadwalan untuk setiap pengiriman batu bara. Jadi waktu tempuh di jalanan tidak sampai 3-5 hari. Dia juga mengaku rugi jika macet, dan merasa iba dengan masyarakat.
Rendi sudah melaporkan kemacetan ini kepada atasannya, namun hingga saat ini belum ada solusi dai pihak perusahaan tambang batu bara maupun pemerintah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun