kau mungkin tidak pernah perhitungka apa yang terjadi ketika aku mulai sadarÂ
bagaimana beratnya mengandalikan perasaanku selam iniÂ
tanpa berkata sepath kata..
_Â ddf- kau tinggalkan puing puing cinta kita..
cintamu sepeti membangun menara pasit ditepi lautan..
duncurkan badai gelombang dan gelombang pasang..
aku menunggumu kembali setalah kebersamaan kita selaama ini..
ya aku selalu berharap kau kembali ke pelukanku..
kau pususkan  harapan kita mengayh bahtera bedua menuju pulau harapan kebahagiaan..
kembalikan pelukan kenangan senja..
mengenang ketika pertama sekali kaupun orang paling asing bagiuku..
sekalipun kau pergi bersamanya tak ada yang ku pertahankan..
semua kuserahkan , semua permata , emas dan jelaganya..
sebenarnya puisi ini bukan surat cinta..
hanya sepuing harapan  agar kau mau menerima kau apadanyaÂ
bukan keberadaan aku..
kecewanya kau tinggalkan aku tanpa pesan..
lalu kaupun pergi bersama angin taufan dqan badai perubahan Novenber
kesunyian kesendirian ..kedinginan..kesendirian ini..
menorehkan luka dalam sangat dalamÂ
baru kusadari bahwa semua kenangan iotu telah sirna ..
Hilang bersama angin perubahan..
Pati, 24/11/2020 (Buat hartini..)