Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... Penulis - Hanya orang biasa

Hidup ini indah kalau kita bisa menikmatinya.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pengantin Pembawa Petaka Eps 01

22 Agustus 2019   14:25 Diperbarui: 22 Agustus 2019   14:32 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mutiara Gadang City ternyata sebuah perumahan yang nyaman, gerbangnya besar, dengan banyak tanaman membentuk taman yang indah, ada sebuah danau buatan tempat pengelola menyewakan sampan beraneka bentuk, di depannya terdapat sebuah Kopitiam yang merangkap  restoran. DC memutar stir ke kanan, mengitari setengah bundaran, dan mengarah ke kiri karena plang nama La Frenza terpampang di sebelah kirinya.

DC terjeblak. Ruko itu berderet, saling berhadapan, yang di sebelah kanan diberi nama Blok L, sebelah kiri Blok K. Yang blok L hampir seluruh rukonya ditempati, dibuka usaha, ramai pembeli, sedangkan di sebelah kiri alias blok K semua rukonya kosong kecuali 1 ruko di tengah yang buka dengan usaha yang tak mungkin dibayangkan oleh Jonatan Ferdi. Toko itu menjual peralatan rumah tangga yang terbuat dari plastik. Pemiliknya pasti yakin barang yang dijual takkan kadaluarsa. Hahaha.... upaya yang mantap untuk mengurangi resiko rugi. DC berhenti tepat di depan Ruko K1-05. Ia menatap ke dalam ruko. Terlihat seorang wanita parobaya, berusia sekitar 50-an tahun, duduk di belakang meja kasir sambil menatap hape, sedangkan seorang pekerja, wanita berusia muda, mungkin 20-an tahun, sedang memotong kuku.

" Selamat siang, aku sedang mencari nyonya Tulani, yang dua hari yang lalu menelpon DC untuk meminta jasa konsultasi." Jonatan Ferdi ngomong lumayan keras, supaya kedua penghuni ruko itu mendengar suaranya, tidak menyangka mendengar bisikan setan.

Nyonya itu mengangkat kepala, beralih menatap ke depan, ke arah jalan raya, membuka kacamata, entah kacamata baca atau kacamata anti debu, yang jelas sikapnya heran saat melihat seorang pemuda berdiri di samping sebuah mobil buatan Toyota yang muat 7 penumpang. Nyonya itu bahkan berdiri, berjalan keluar.

" Saya nyonya Tulani. Anda siapa?"

Jonatan Ferdi mengulurkan tangan." Saya DC, namaku Jonatan Ferdi. "

Nyonya Tulani tampak ragu, tapi menyambut juga tangan yang diulurkan DC. " Setahuku, DC seorang pria tua, umurnya sudah di atas 50 tahun. Anda anaknya ?"  

Jonatan Ferdi tersenyum." Bukan. Saya penggantinya. "

Nyonya Tulani tertawa " Kukira DC itu nama. Ternyata jabatan. Anda begini muda, mana mungkin punya pengalaman menangani kasus yang kualami?"

" Tua belum tentu tua-tua kelapa, semakin tua semakin banyak santannya. Mudanya kelapa sekarang justru lebih berharga ketimbang kepala tua. Enak diminum, enak dimakan, bermanfaat sebagai obat demam, batuk, diare, dan sakit ginjal."

Nyonya Tulani tertawa mendengar banyolan DC. Ia menyilahkan DC masuk, menyuruh pekerjanya menyediakan kursi untuk DC, meminta diambilkan 2 botol Teh Pucuk ke ruko yang di depan yang menjual minuman dingin dalam showcase.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun