Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya orang biasa

Wa/sms 0856 1273 502

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Namaku Awai 294-295

6 September 2018   05:45 Diperbarui: 6 September 2018   06:02 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Bagaimana mendapatkan uang sebanyak itu agar kami terbebas dari tagihan bandar judi?" tanya Awai.

" Pinjam dari Han Tong Long, katakan kamu bersedia dijadikan menantu jika suatu saat tak sanggup membayar hutangmu." Wajah Hsu Natan serius saat mengatakan hal itu.
Awai mendelik. " Itu sama kayak aku menawarkan diriku untuk dijual."

" Lebih baik begitu daripada ibumu yang menawarkan dirimu untuk membayar hutang," ucap Hsu Natan.

" Emang di jaman seperti ini masih ada jual beli manusia ? Kita sudah bebas dari perbudakan, bukan ?" tanya Awai tak percaya.
" Ada donk. " Hsu Natan memainkan sempoa, entah apa yang dihitungnya. Yang jelas, terdengar bunyi kletak kletuk biji sempoa beradu dengan kayu pambatasnya. " Di Bengkalis jarang terdengar seseorang punya istri lebih satu. Tapi aku tahu, jual beli manusia terjadi sepanjang zaman. Pernah mendengar sebuah daerah bernama Teluk Simpan ? "
Awai menggeleng.

" Itu sebuah daerah terpencil yang menanam kelapa, disitu tinggal beberapa wanita yang punya anak, mengurus kebun kelapa untuk dijadikan kopra, hasilnya di semokel ke Malaysia, tapi suami mereka  tidak tinggal disitu."


" Apa hubungannya dengan pertanyaanku tadi ?" tanya Awai bingung.
" Semua pemilik kebun kelapa disitu adalah istri kedua, alias istri simpanan. Suami mereka orang Bengkalis, orang kaya, sanggup menghidupi 2 istri, sanggup membeli kebun yang luas. Paham maksudku?"  
Awai mulai paham, tapi hanya sedikit.


" Jika ibumu menjualmu kepada seseorang yang sanggup membayar, kamu akan dijadikan istri kedua, dibelikan sebidang kebun, hidupmu bakal enak, Wai."
Awai meniru suara orang buang angin. Ia menganggap omongan Hsu Natan bagai orang buang angin. Mana ada orang yang dijadikan istri simpanan hidupnya  enak. Jadi istri sah lebih enak.


" Aku sudah memberitahumu kemungkinan itu. Pikirkanlah, dan berhati hatilah terhadap ibumu. Orang yang sudah dirasuki setan judi buta mata buta hati.  Maaf. Bukan aku tak mau menolong, tapi aku tak bisa memberimu pinjaman sebesar itu. " cerita ini sudah dicetak,  versi cetak hubungi Wa/sms 08561273502 mari bertualang ikit Awai menjelajahi singapore sebagai... 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun