Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya orang biasa

Wa/sms 0856 1273 502

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Namaku Awai 292-293

3 September 2018   05:18 Diperbarui: 3 September 2018   05:20 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Dasar anak sial ! Kamu kira aku harus menjelaskan semua itu padamu !!! Kamu yang jadi ibu atau aku !!! Mana ada orangtua harus menjelaskan perbuatannya pada anaknya. Kamu minta ditampar lagi !!!" Mata Huina melotot.  
Awai menggeleng sambil menundukkan kepala. Ibunya langsung masuk ke kamar dan mengunci pintu. Tinggallah Awai yang kebingungan. Benarkah hutang ibunya sebanyak itu. Apakah ibunya kalah berjudi hingga 1,6 juta? Hendak dicari kemana uang sebanyak itu jika ia terpaksa harus membayar hutang-hutang ibunya. Menabung? Setiap bulan gajinya diambil ibunya untuk uang belanja.

Lagi-lagi Hsu Natan memergoki Awai sedang melamun kala kedai kopi tidak ada yang ngopi. Jam 2 memang jam sepi. Ia mengamati pipi Awai. Pipi Awai merah sebelah.
" Ini dicium Tiong It atau dipukul ibumu ?" tanya Hsu Natan sambil memegang dagu Awai, diamati perbedaan warna kedua belah pipi.
" Tiong It mencium Ting Ling, bukan aku." Jawab Awai sebal.
" Kalau Tiong It mencium pipi Ting Ling, kenapa wajahmu yang lebam sebelah? Apa sangking cemburu kamu tabrakkan sebelah pipimu ke dinding beton ?"
" Jangan sebut namanya. Aku benci !" ucap Awai dengan nada ketus.
" Benci dan cinta hanya dipisahkan selembar kulit ari, tipis sekali perbedaannya. Kalian bertengkar ? " tanya Sunatan.
" Paman Hsu, tolong tanyakan ke bandar judi berapa hutang ibuku."
" Kudengar banyak. "
" 1,6 juta ?"
" Kenapa kamu tahu sejelas itu ?" tanya Sunatan.
Awai langsung tahu tebakannya betul. Berarti ibunya berbohong. Hutang itu hutang judi, bukan hutang lama untuk biaya hidup.
" Aku bertanya dan pipiku langsung merah tanpa dibubuhi bedak. "
Hsu Natan tertawa kecil mendengar canda Awai yang tidak lucu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun