Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya orang biasa

Wa/sms 0856 1273 502

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Namaku Awai 255-256

23 Juli 2018   05:34 Diperbarui: 23 Juli 2018   05:49 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awai merasa pantatnya sakit. Segera ia mengangkat kepalanya. Kam Bing Ti sedang bertolak pinggul setelah menyepak pantatnya. Awai geram tak terkira, ia mengangkat ember sekaligus menyiram ke arah Bing Ti. Dengan telak Bing Ti tersiram hingga basah kuyub.

" Kambing sudah lama gak mandi ! Biar kumandikan hingga puas. " Awai menyendok dan menyendok lagi, menyiram dan menyiram lagi. Bing Ti kewalahan menahan serangan air itu. Matanya sulit dibuka dan terasa perih oleh air garam. Ia mundur hingga air siraman Awai tak bisa menjangkaunya. Namun, begitu ia maju, Awai kembali menyiram.

" Siapa yang menyuruhmu mengekoriku ?" tanya Awai geram.

" Ibumu ! " jawab Bing Ti sama geramnya. Ia berhasil menyepak pantat Awai satu kali, belum puas, kalau bisa ia ingin menyepak 10 kali lagi. Ia terkena siraman lebih dari 10 kali. Ia kalah telak hari ini.

" Aku tak percaya ! "

" Gak percaya ya udah ! Aku tak suruh kamu percaya,"

Awai menahan ember berisi air, Bing Ti tak berani maju, terjadi gencatan senjata.

" Dimana kamu bertemu ibuku !" tanya Awai.

" Di rumah bibi Pumei. "

" Sedang apa ibuku di rumah bibi Pumei ? "

" Bermain pakau !"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun