Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya orang biasa

Wa/sms 0856 1273 502

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Namaku Awai 237-239

13 Juli 2018   05:50 Diperbarui: 13 Juli 2018   06:16 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Sebelum jam 12, Awai membereskan semua piring gelas kotor agar saat Tiong It datang ia bisa menemani Tiong It .

" Semalam aku ketemu Joyah di Rumah Hantu. Kamu ingat pembantu makcik Yo yang bernama Joyah?" tanya Awai pada Tiong It.

Tiong It mengangguk. " Rumah Hantu yang mana ?" Tiong It memakan sesuap pesanannnya.

" Itu tuh, rumah di ujung jalan Rumbia, yang pernah ada orang bunuh diri." Cerita Awai bersemangat.

" Oh, itu. Rumah makcik Soraya Hanifa. Kenapa Joyah bisa tinggal di rumah itu ?" tanya Tiong It.

" Kamu kenal pemilik rumah itu ? " tanya Awai.

Lagi lagi Tiong It mengangguk. " Kenapa Joyah bisa ke rumah itu ? " ulang Tiong It.

" Makcik Yo membeli rumah itu. Katanya harganya murah. Joyah disuruh memasak di rumah itu agar tak perlu menyewa lagi. Joyah ketakutan setelah kuberitahu di rumah itu pernah ada yang bunuh diri." Cerita Awai.

" Bagus juga kalau makcik Yo yang membeli rumah itu. Aku pernah bertemu roh makcik Soraya." Ucap Tiong It kalem. Ia teringat kenangan kala ia mencari setangkai bunga mawar untuk dipersembahkan pada Awai.

" Bohong. Kamu pasti membual. Mana mungkin manusia bertemu roh orang yang sudah mati 2 tahun yang lalu."

" Sungguh. " Ekspresi Tiong It minta dipercaya. "Aku pernah bertemu roh makcik Ros. " Tiong It teringat ucapan Soraya Hanifa. Sesuatu yang sulit di dapat, kalau didapat, akan lebih dihargai. Tiong It menceritakan apa yang dialaminya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun