Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya orang biasa

Wa/sms 0856 1273 502

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Namaku Awai 190-192

21 Juni 2018   07:50 Diperbarui: 21 Juni 2018   08:11 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awai memang tak berharap hutangnya dibayar. Ia kenal siapa Bing Ting. Ia hanya tak ingin Bing Ti tahu ia bekerja disini, " Tuh, pacarmu datang. " telunjuk Awai mengarah ke halaman kelenteng.

Bing Ti menoleh ke kelenteng. Ia melihat Chau Su Loan sedang tersenyum sambil melambaikan tangan. Bing Ti cepat-cepat menunduk. Ia punya banyak utang pada Chau Su Loan. Sejak kelas 1 ia selalu kekurangan uang jajan, Chau Su Loan kaya, banyak uang jajan, ia selalu minta dibelikan makanan. Sayangnya, ia tak suka pada Su Luan karena berbadan besar mirip badak. Kata orang, rugi beristrikan perempuan gendut, kuat makan dan malas bekerja.

" Jangan bilang aku disini !" Bing Ti berusaha membuat wajahnya terlihat galak.

" Dia sedang berjalan kemari. Bukan aku yang menyuruhnya datang loh." Kata Awai.

" Celaka, mati aku. " keluh Bing Ti. Hutangnya pada Awai hanya 1500, itu sudah ditagih setiap bertemu. Ia punya hutang pada Su Loan kalau ditotal bisa berjumlah 30 ribu. Ia berkeringat dingin. Apalagi jika ditagih di depan orang seramai ini. Jatuh gengsinya. " Tolong ajak dia ke tempat lain. Aku akan berterima kasih padamu."

" Aku tak butuh terima kasih dari kambing, ayo keluar dan sambut dia dengan mesra." Ledek Awai.

Kam Bing Ti melihat di samping belakang ada orang keluar masuk. Ia segera berlari ke pintu itu. Bersembunyi disitu. Su Luan berjalan masuk.

" Tadi kulihat Bing Ti disini, kemana dia ?" tanya Su Loan pada Awai.

" Dia sudah pulang. Ada apa kamu mencarinya ? Ingin mengajaknya bersembahyang agar kalian jadi pasangan termesra di Bengkalis ?"

" Aduh, aku terlambat, padahal aku ingin mengatakan aku suka padanya, ingin mentraktirnya makan mie. Apa dia sering kesini ? "

" Setiap hari minggu dia kesini membeli mie. Kalau kamu suka padanya, datanglah lebih pagi, kamu bisa menunggunya hingga siang. " Awai sengaja bersuara keras agar didengar Bing Ti, biar Bing Ti lain kali membeli mie ke tempat lain. Lebih gampang menghadapi Su Loan ketimbang Bing Ti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun