" Aku akan mengucapkan terima kasih."
" Setelah itu menyuruhnya pulang ?"
" Tidaklah. Kusilahkan dia duduk, kusuguhi minuman, kutanyai kenapa setiap hari mengirim bunga untukku. Darimana dia mendapatkan bunga ros. "
" Kalau dia pernah berbuat salah padamu ?"
" Aku akan menganggap dia sudah meminta maaf lewat bunga-bunga yang dikirimnya setiap hari."
" Apa itu berarti kamu memaafkannya ?"
" Tentu. Seberat apapun kesalahannya, akan kumaafkan."
" Boleh kupegang janjimu ?"
" Tentu. Percayalah, makcik. Awai bukan pen-dendam. Bahkan seandainya bunga ini kiriman So Ting Ling atau Kam Bing Ti, aku akan memaafkan mereka."
Yolana tersenyum mendengar omongan Awai.
Sore ini Suster Sarifah masuk hanya memberi obat dan teko air, tidak ada setangkai bunga ros sebagaimana biasanya. Entah kenapa Awai merasa hatinya kosong seakan kehilangan sesuatu. Ia menengok ke arah Suster Sarifah 3 kali yang berjalan membagikan obat dan teko. Setelah habis, Suster Sarifah langsung keluar. Hati Awai semakin kecewa.