Pasien di sebelah kanan Tan Suki adalah seorang wanita parobaya yang sakit rematik hingga tak bisa berjalan. Kakinya bengkak hingga sebesar tongkat rumah. ( tongkat rumah= fondasi yang terbuat dari semen berbentuk piramida tapi ujungnya datar). Namanya Yolana. Yolana suka memerhatikan Awai saat menyuapi papanya makan. Ia kagum melihat cara Awai merawat papanya.
" Kalau aku punya anak lelaki, pasti kujodohkan padamu, nak." Kata Yolana saat Awai duduk santai setelah jam 2 siang. Saat seperti itu Tan Suki tidur hinga jam 4 sore.
Awai tersipu mendengar omongan Yolana.
" Apa semua anak ibu perempuan ?" tanya Awai.
" Anakku mati semua. " wajah Yolana berubah keruh.
" Yang merawat ibu itu bukan anak ibu? " tanya Awai.
" Bukan. Pembantu yang digaji suamiku."
" Kenapa anak ibu bisa meninggal?" tanya Awai.
" Aku dikutuk orang. Setiap melahirkan anakku mati. "
Awai bergidik mendengar omongan Yolana. " Dikutuk? Apa ada orang sejahat itu ?" tanya Awai dengan nada tak percaya.
" Ada lah ! Orang jahat bersepah di dunia." ( bersepah = bertebaran, ada disana sini).