Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya orang biasa

Wa/sms 0856 1273 502

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Namaku Awai 13-16

17 April 2018   10:25 Diperbarui: 17 April 2018   10:27 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiba-tiba timbul niat Awai untuk mengalihkan perhatian wanita gila itu dari kesedihannya. Awai mengambil seekor ikan belanak seukuran sejengkal. Dilambaikan ikan itu ke arah wanita gila itu. " Kuiyi, mau makan ikan ?"

Wanita gila itu berhenti berdendang. Ia menatap Awai dengan tatapan heran. Kepala dimiringkan ke kanan, lalu ke kiri, lalu ia terjun ke air, berenang ke dermaga dengan kecepatan mirip tupai, setibanya di dermaga merangkak naik layaknya kucing yang tercebur ke selokan.

Awai mundur ketakutan. Wanita gila itu mengejarnya. Awai tak bisa mundur lagi saat tiba di ujung dermaga. Wanita gila itu mengulurkan tangannya, Awai memberikan ikan yang dipegangnya.

Ikan itu diamati seperti sedang meneliti perhiasan, lalu dilempar ke laut. Awai kaget, tapi tak sempat mencegah.

" Belanak tak enak. Buntal paling enak !" seru wanita gila itu.

Awai tertegun. Buntal paling enak ? Apakah wanita gila ini memakan ikan buntal ? Semua orang takut memakan ikan buntal karena beracun. Sudah ada yang mati gara gara memakan ikan buntal. Kenapa wanita gila ini malah mengatakan ikan buntal paling enak? Kata orang, wanita gila ini sebatang kara, tidak punya sanak saudara, tidak punya tempat tinggal. Apa wanita gila ini tidur di dermaga ? Apa malam-malam dia tidur di salah satu kapal ? Angin malam selalu kencang. Apa wanita gila ini tak jatuh sakit akibat sering terkena angin malam ?

Timbul rawa kasihan di hati Awai.

" Ikan buntal tak boleh dimakan, Kuiyi. Ikan itu beracun, bisa mati kalau kita memakannya." Ucap Awai hati-hati. ( Kuiyi = bibi Kui ).

" Siapa bilang ? Tiap hari kumakan, apa aku sudah mati ?" wanita gila itu tertawa.

Awai terbengong mendengar omongan wanita itu. Tidak punya sanak, tidak punya saudara, tidak punya rumah dan keluarga. Apa yang dimakan wanita gila ini untuk mempertahankan hidup? Mana mungkin tidak makan wanita gila ini masih tetap segar bugar dan berkeliaran di dermaga setiap hari?

Tiba-tiba wanita gila itu melompat ke laut. Awai hendak mencegah pun tak sempat. Tangannya terulur menangkap angin. Begitu melompat, tubuh itu tenggelam ke dalam air, tidak muncul lagi. Awai jongkok memerhatikan gelembung gelembung yang muncul di permukaan air. Gelembung-gelembung itu muncul membentuk sebuah garis, lurus menuju ke tengah selat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun