Mohon tunggu...
Deri Afriyanti
Deri Afriyanti Mohon Tunggu... -

ia yang belajar mengarifi musim www.rantauperempuan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surat Untuk Anak

22 Februari 2012   04:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:20 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Duhai samudraku yang terkasih,

Ibu pesankan padamu, jika nanti kau menjadi seseorang yang mempunyai kekuasaan, maka, luaskanlah hatimu melebihi jagat raya. Rendahkan hatimu sedalam palung di lautan. Merunduklah seperti padi.

Nak kekuasaan yang kau miliki baik itu harta maupun kedudukan, semua itu tak ada yang abadi. Titipan nak, titipan. Perlakukan ia sekedarnya saja. Dan perlakukan orang-orang sekitarmu dengan kepedulian. Hormati mereka yang lebih tua darimu, sayangi dan ayomi mereka yang lebih muda darimu. Kau boleh memperlihatkan kekuasaanmu di depan orang-orang yang mempunyai jabatan, namun tunjukkan kasih sayangmu pada orang-orang yang tak berdaya. Tunjukkan kepedulianmu pada orang-orang yang lemah. Muliakan mereka yang telah menghormatimu.

Dan janganlah engkau memandang apalagi sampai memperlakukan orang lain karena harta, kulit luar ataupun penampilannya saja. Karena nak, yang kau lihat dari luar tersebut hanya topeng. Sampul yang dengan mudah direkayasa. Sungguh, tak ada yang lebih berharga dibandingkan ilmu, kearifan dan kejujuran. Karena ilmu hati dan pikiranmu tak akan gelap, kearifan dapat melapangkan langkah dan perjuangan, serta kejujuran adalah mata uang yang dapat kau gunakan dimanapun dan kapanpun.

Nak, aku ingin kau membumi. Akarmu mencengkram tanah. Kokoh, tak takluk diterjang badai. Batangmu beranting banyak, tempat burung-burung kecil menumpang hinggap. Buahmu manis, memberi senyum pada sesama. Daunmu rimbun memberi hidup pada sekitar, walaupun gugur namun tetap menjadi humus.

Batam, 2011-2012

sumber : http://rantauperempuan.wordpress.com/2012/02/16/surat-untuk-ananda

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun