Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

no

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Beauty and The Beast [14]

22 Januari 2019   05:33 Diperbarui: 22 Januari 2019   08:16 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Episode 14

" Mengadu nasib di Jakarta tidak selalu membuat orang kaya. Semarang kota seribu kelenteng." Oceh kakek Oyong.

" Boleh sesekali kudatang mengunjungi kakek ?" tanya Aldi.

Oyong Tosan tercenung agak lama. Menatap Aldi tanpa kedip." Aku belum siap, tunggu aku siap kuberitahu."

Aldi agak terbengong. Menerima tamu butuh persiapan ? Apa kakek ini sudah lama tak menerima tamu ? " Baik. Aku akan menunggu." Kata Aldi.
Oyong Tosan berlalu sambil berpesan, " Jangan mengekoriku. Nanti kamu dicelakai !"

Kembali Aldi terhenyak. Mengekori kakek Tosan bisa dicelakai? Siapa yang akan mencelakainya? Apa cucunya setelah meninggal berubah jadi hantu ganas ?

Setiap hari, paling tidak ada 10 kali Jean lewat di depan  Aldi dalam perjalanan dari meja kerjanya ke meja lay outer, ke meja disain grafis, atau ke ruang kerja Sunadi. Sesekali ia memantau pak Ahmad yang bekerja di bagian mesin pemotong kertas. Sikapnya lebih bossy ketimbang Sunadi. Terkadang ia berpangku tangan.

Sunadi sudah beristri. Kalau tidak orang pasti mengira Jean istri yang galak yang mengawasi suaminya bekerja. Saat tea break entah kenapa Jean selalu menarik kursi untuk duduk di depan Aldi.
" Apa cerita selanjutnya? Satu bulan sudah berlalu, sebelas bulan lagi aku minta ditraktir di Restoran Kalideres kalau kamu berhasil bertahan. " Jean tersenyum simpul.

Aldi memerhatikan bibir Jean, membayangkan Jean sedang dicium Leonardo Di Caprio. Itu bukan imajinasinya, tapi barusan ia sedang mengolah naskah Aku Cinta Prio, naskah yang ditulis seorang penulis muda yang sangat imajinatif membayangkan pacarnya aktor pemeran karakter tragis di film Titanic dan sebuah film tentang pemberotakan pekerja tambang emas di Afrika.  

" Hei, kenapa bengong?! Apa kamu terpesona oleh bibirku? Ajak aku makan malam kalau  suka aku," Jari telunjuk Jean mengenai dahi Aldi, membuat Aldi terhempas dari imajinasinya.

Aldi gelagapan menjawab. " Maaf, baper gara gara naskah ini, " Aldi menunjuk ke naskah yang di atas mejanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun