Mohon tunggu...
Dere Linggau
Dere Linggau Mohon Tunggu... Freelancer - Kita bersaudara, jika bukan saudara seiman, kita saudara setanah air, Jika tidak setidaknya kita mempunyai hobi yang sama

Takdir bukan hukuman

Selanjutnya

Tutup

Film

Kampung Halaman

21 September 2019   11:04 Diperbarui: 21 September 2019   11:14 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Putaar Production

Kamu tahu apa yang dikangeni sih rantauan?

Keluarga? Jelas ini adalah urutan pertama

Selain itu adalah teman masa kecil, lingkungan dan kulinernya (yang jelas masakan rumahan yg dimasak langsung oleh chef sejati sepanjang masa yaitu sih emak)

Kemarin saya baru saja selesai menonton film keluaran tahun 2011 yang di sutradarai oleh mas Hanung Bramantyo sebuah film tentang anak daerah yang begitu ingin mengubah status sosialnya melalui pendidikan

Awalnya saya enggan menonton film bertemakan drama apalagi yang berhubungan dengan keluarga, why? Because sebagai anak rantau yang sering mengalami home sick tanpa sebab film genre ini justru menambah sakit seperti api yang disiram bensin.... Duar meledak

Selain itu juga film ini merupakan film yang dibiayai Pemprov Sumsel. Tujuannya dari awal jelas, propaganda untuk daerah Palembang yang hendak menggelar hajat SEA Games. Berangkat dari opini positif dan sinisme.

Tapi karena penasaran apalagi total bintang yang berjumlah 10 dari review penonton di salah satu situs menandakan bahwa film ini berbobot

Dengan judul yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris yaitu Wind Chaser (Pengejar angin) film ini dibintangi Qausar yang kala itu adalah aktor pendatang baru yang belum memiliki pengalaman sebagai pemeran utama berhasil memerankan Dapunta dengan baik (pantas saja dia meraih penghargaan atas aktingnya ini)

Selain ceritanya yang penuh emosional (ingat yah emosional itu bukan cuma tentang amarah tapi juga perasaan sedih, gembira, semangat dan lain-lain) adalah lokasi syutingnya di Sumatera Selatan khususnya Muara Enim, Lahat, Pagar alam, Palembang.

Kota ini adalah kota kelahiran orangtua saya yaitu ayah (beliau lahir dan menghabiskan masa kecil disini tapi tidak lama setelah itu keluarga ayah pindah ke Lubuklinggau yang jaraknya tidak jauh)

Penulis skenario abang Ben Sihombing benar-benar menulis cerita yang mirip dengan kehidupan masyarakat sehari-hari sehingga saya yang asli anak daerah pun manggut-manggut karena setuju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun