Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Classic rock addict || Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing || Lulusan S1 FIKOM konsentrasi Jurnalistik Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Roti Baguette, Si Panjang yang Jadi "Simbol" Negeri Prancis

1 Maret 2021   02:14 Diperbarui: 17 Januari 2023   23:27 2798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata 'baguette' diartikan tongkat seperti baguette de fée (tongkat peri), baguette magique (tongkat sihir) atau baguette de tambour (stik drum) sedangkan roti dalam bahasa Prancis adalah pain (diucapkan "pang", bukan "pain" yang berarti sakit dalam bahasa Inggris, hehe). 

Baguette berbentuk lonjong panjang dengan ukuran 55 hingga 70 cm, lebar kira-kira 5 hingga 6 cm, berat 250-300 gram. Luarnya keras namun isinya harus lembut dan elastis, kalo ditekan ia akan kembali ke bentuk semula.

Pada kulitnya biasanya terdapat lima hingga tujuh sayatan miring-miring hasil dari praktek scoring (mengiris permukaan adonan sebelum dimasukkan ke oven). Sayatan miring ini juga menjadi trademark-nya baguette, goresan karya sang artisan roti dan memiliki nilai estetis tersendiri. 

Foto: Derby Asmaningrum 
Foto: Derby Asmaningrum 

Jika semua orang punya masa lalu, maka baguette pun begitu. Ada tiga kisah yang dikaitkan dengan asal-muasal baguette:
1. Baguette ditemukan oleh tukang rotinya Napoleon di awal abad 19, ia membuat roti yang lebih ringan dan kecil dari roti pada umumnya agar gampang dibawa di saku para prajurit.

2. Baguette diperkenalkan oleh tukang roti asal Austria, August Zang. Pada tahun 1839 ia membuka toko roti di Paris dan menjual roti berbentuk lonjong seperti yang terdapat di negaranya.

3. Ada yang bilang baguette muncul pada tahun 1900 ketika stasiun kereta api bawah tanah Paris (métro) tengah dibangun. Para pekerjanya yang selalu membawa pisau untuk memotong roti kerap menggunakannya untuk berkelahi sehingga sang mandor meminta tukang roti agar membuat roti yang gampang dibelah tanpa harus menggunakan pisau.

Cerita itu dibantah oleh sejarawan penyorot dunia roti, Steven Kaplan yang mengatakan bahwa baguette baru muncul di abad 20 atas permintaan orang-orang kaya di kota yang menginginkan roti segar untuk beberapa kali dalam sehari. 

Pada masa-masa itu, para pengrajin roti bekerja semalam suntuk dengan kelelahan tiada tara. Akhirnya pada tahun 1919 Undang-undang pun direvisi yang isinya tidak lagi mempekerjakan tukang roti di malam hari. Proses pembuatan roti dipersingkat dengan mengganti ragi yang digunakan saat itu.

Bentuk roti yang dipilih adalah lonjong ramping yang bisa mempercepat waktu panggang sekitar 20 menit. Mulanya baguette tersebut hanya diperuntukkan bagi orang-orang kaya namun menjadi populer setelah perang dunia kedua ketika restriksi makanan dicabut.

Kini baguette banyak macamnya seperti baguette au chocolat (baguette isi coklat), baguette aux fruits (baguette dengan buah-buahan), baguette aux céréales (baguette yang dicampurkan sereal), ramuannya tergantung dari kreatifitas setinggi langit masing-masing pembuat roti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun