Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Classic rock addict || Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing || Lulusan S1 FIKOM konsentrasi Jurnalistik Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Prancis Sudahi Lockdown, Kota Paris Kerepotan Hadapi Warga yang Bandel

15 Mei 2020   04:35 Diperbarui: 15 Mei 2020   13:39 4360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antrian di kantor pos di kota tempat tinggal saya (30KM dari Paris) pada hari pertama dibukanya lockdown (foto: Derby Asmaningrum)

Dulu ketika saya masih terbang, setiap ada jadwal ke Paris saya pasti akan datang ke sini, selain melihat kemegahan arsitektur gereja, saya juga suka duduk-duduk di halaman depannya seperti turis-turis lain. 

Berkat posisi gereja yang menjulang tinggi di atas bukit, kita bisa memandangi kota Paris dari atas seluas-luas dan sepuas-puasnya. Montmartre juga merupakan kawasan seniman yang diramaikan oleh banyaknya toko-toko suvenir, restoran, café dan menjadi lokasi gedung pertunjukan kabaret terkenal Moulin Rouge.

Warga yang berkumpul di depan Basilika Sacré-Coeur Paris sebelum dibubarkan polisi (foto: francebleu.fr/Matthieu de Martignac)
Warga yang berkumpul di depan Basilika Sacré-Coeur Paris sebelum dibubarkan polisi (foto: francebleu.fr/Matthieu de Martignac)
Namun sekarang tak ada turis, hanya warga lokal yang bandel rame-rame berkumpul di tumpukan anak tangga halaman depan gereja, sekali lagi tanpa masker dan saling berdekatan satu sama lain. Kelanjutannya bisa ditebak, lagi-lagi petugas kepolisian harus datang membubarkan puluhan warga namun dengan penuh kelembutan tanpa kekerasan alias diusir pelan-pelan.

Kedua peristiwa di atas membuat Bu Walikota Paris, Anne Hidalgo geram sehingga mengubah peraturan dari yang hanya menghimbau menjadi mewajibkan warganya memakai masker bila menampakkan batang hidung di tempat-tempat umum. Sejak kemarin, kota Paris sudah menyediakan situs internet di mana warga bisa mendaftar untuk mendapatkan secara gratis masker reusable.

Setelah geram, Walikota keturunan Spanyol berusia 60 tahun itu ngotot-ngototan dengan Menteri Kesehatan Olivier Veran yang masih tidak mengizinkan taman-taman besar dibuka di wilayah berzona merah apalagi di Paris. 

Bu Walikota meminta taman-taman itu dibuka untuk menghindari penumpukan khalayak yang hanya akan mengkhianati ikrar suci physical distancing seperti pada kedua peristiwa di atas, mengingat Paris adalah kota hyper padat penduduk dengan ukuran apartemen yang kecil-kecil yang bisa bikin stres jika terkurung begitu lama sehingga ketika lockdown berakhir, semua orang segera berhamburan ingin menghirup udara segar. Namun nampaknya Bu Walikota harus sabar karena Pak Menkes tetap teguh pada keputusannya.

Saya tidak tahu lagi kebandelan apa yang akan terjadi selanjutnya namun virus corona masih berkeliaran tetap mengintai siapa saja, zona merah atau zona hijau kuning kelabu merah muda dan biru, jika lengah pasti tetap akan disikat. Entah bagaimana ending dari pandemi ini. Dan seperti penggalan lagu Sanggupkah milik alm rockstar Andy Liany, saya hanya bisa berpikir kalau... Hanya waktu yang bisa jawab semua itu/sampai kapan/aku tak tahuuu.....

Prancis, 14 Mei 2020 

Referensi: Satu, Dua, Tiga 
Baca juga: Kota Paris dan Kereta Apinya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun